Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (Sekjen NATO) Jens Stoltenberg mengungkapkan, permohonan Finlandia dan Swedia untuk bergabung ke NATO akan diproses dengan cepat. Ini akan terjadi jika negara-negara Skandinavia tersebut memilih untuk melakukannya.
"Jika mereka memutuskan untuk mendaftar, Finlandia dan Swedia akan disambut dengan tangan terbuka oleh NATO. Finlandia dan Swedia adalah mitra terdekat kami," kata Stoltenberg kepada wartawan di Parlemen Eropa di Brussel, dikutip dari Antara, Jumat (29/4).
Finlandia maupun Swedia telah lama menjalankan kebijakan nonblok militer. Setelah disintegrasi Uni Soviet, NATO beberapa kali gagal membujuk kedua negara.
Namun, kedua negara telah membuat sejumlah perubahan dalam posisi mereka menghadapi konflik Rusia-Ukraina, dengan mengirimkan senjata dan amunisi ke Ukraina.
"Kami tahu bahwa angkatan bersenjata mereka memenuhi standar NATO, dapat beroperasi bersama pasukan NATO. Kami berlatih bersama dan kami juga telah bekerja sama dengan Finlandia dan Swedia dalam banyak misi dan operasi yang berbeda," ujar Stoltenberg.
Dia juga membahas keamanan Finlandia dan Swedia selama periode interim antara kemungkinan permohonan keanggotaan kedua negara dan tanggal mereka menjadi anggota organisasi itu, dengan mengatakan bahwa "kami akan dapat menemukan solusi" sehingga "tidak akan ada ketidakpastian" yang tersisa.
Kemungkinan permohonan kedua negara untuk menjadi anggota NATO menjadi sorotan sejak awal konflik Rusia-Ukraina, karena keduanya bertetangga dengan Rusia. Finlandia berbagi perbatasan sepanjang 1.340 km dengan Rusia.
Ketika menjawab pertanyaan tentang prospek negara-negara yang mungkin bergabung dengan NATO, Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan kepada wartawan pada awal bulan ini bahwa ekspansi lebih lanjut NATO, termasuk masuknya Finlandia dan Swedia ke dalam aliansi tersebut, tidak akan berkontribusi terhadap keamanan di Eropa.
"Di dalamnya, aliansi itu justru dijadikan alat yang dipertajam untuk konfrontasi. Ini bukan aliansi yang menjamin perdamaian dan stabilitas. Perluasan lebih lanjut dari aliansi tersebut, tentu saja, tidak akan menghadirkan keamanan tambahan bagi Benua Eropa," tutur Peskov.