Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menargetkan Joe Biden dalam sebuah pernyataan yang membahas kematian tragis prajurit Amerika dalam serangan teroris ganda terhadap pasukan sekutu di Kabul.
Trump menyatakan belasungkawa yang mendalam dan istrinya Melania kepada keluarga dari 13 anggota militer AS yang "brilian dan berani" yang tewas di Afghanistan pada hari Kamis.
"Pikiran kami juga dengan keluarga warga sipil tak berdosa yang tewas hari ini dalam serangan biadab di Kabul," tambahnya.
Kematian tersebut menandai hilangnya nyawa Amerika terbesar di negara yang dilanda perang dalam hampir satu dekade dan korban pertama sejak Februari 2020.
Trump lebih lanjut menyatakan "tragedi ini seharusnya tidak pernah dibiarkan terjadi, yang membuat kesedihan kami semakin dalam dan semakin sulit untuk dipahami."
Mantan presiden itu sangat vokal dalam kritiknya terhadap Biden atas penanganan krisis Afghanistan yang meningkat, bahkan sampai meminta Presiden AS untuk "mengundurkan diri dalam aib".
Dalam sebuah pernyataan yang dibuat dalam beberapa pekan terakhir, Trump menuduh Biden membiarkan COVID-19 membanjiri AS, dan menyalahkannya atas memburuknya krisis perbatasan pengungsi di atas pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban.
Dalam serangan ringan, gerilyawan Taliban menguasai negara itu dalam hitungan minggu karena AS tetap berkomitmen untuk menyelesaikan penarikannya pada 31 Agustus.
Serangan teror kembar hari ini di luar Bandara Internasional Kabul Hamid Karzai merenggut sedikitnya 73 nyawa dengan jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat, saat Pentagon bersiap untuk serangan lebih lanjut.
Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton menggandakan peningkatan risiko kekerasan di lapangan di Kabul, mengatakan kepada parlemen federal pada hari Kamis bahwa situasinya "mengerikan" dan "memburuk".
Dia menyarankan agar orang-orang tidak mengerumuni gerbang bandara dan lebih baik "segera pindah dari daerah itu dan mereka tidak boleh berada di area pertemuan besar."
Biden juga mengeluarkan peringatan keras kepada afiliasi ISIS K, yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dengan mengatakan Amerika "akan memaafkan, kami tidak akan melupakan".
"Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayar," katanya dalam konferensi pers, Kamis malam (waktu setempat).
"Saya akan membela kepentingan kami dan rakyat kami dengan segala tindakan atas perintah saya."