WASHINGTON - Gedung Putih, pada Selasa (16/1), mengatakan Amerika Serikat (AS) tidak ingin berperang dengan kelompok pemberontak Houthi di Yaman.

"Kami tidak ingin memperluas masalah ini. Houthi harus mengambil pilihan, dan mereka masih punya waktu untuk membuat pilihan yang tepat, yaitu menghentikan serangan-serangan sembrono ini," kata juru bicara Gedung Putih, John Kirby.

Dikutip dari The Straits Times, serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah telah berdampak pada perusahaan-perusahaan dan membuat khawatir negara-negara besar dunia. Kelompok Houthi mengatakan mereka bertindak sebagai solidaritas terhadap Palestina.

Namun, media AS, pada hari Selasa (16/1), mengatakan AS akan kembali mengklasifikasikan pemberontak Houthi di Yaman yang didukung Iran, sebagai kelompok teroris, setelah sebelumnya menghapuskan klasifikasi tersebut pada tahun 2021.

Dikutip dari Raidió Teilifís Éireann (RTE), penetapan yang diperkirakan akan dilakukan pada hari Rabu itu, akan menunjuk Houthi sebagai entitas "teroris global yang ditetapkan secara khusus" terjadi di tengah serangan yang dilakukan kelompok tersebut terhadap pelayaran dan kapal militer di Laut Merah.

"Menyerang Yaman untuk menghancurkan empat rudal anti-kapal yang siap diluncurkan dari wilayah yang dikuasai Houthi, dan menimbulkan ancaman besar bagi kapal dagang dan Angkatan Laut AS di wilayah tersebut," kata militer AS, pada Selasa.

Setidaknya ini adalah ketiga kalinya dalam waktu kurang dari seminggu AS melancarkan serangan terhadap kelompok Houthi, yang berulang kali menarget kapal-kapal dagang di jalur pelayaran Laut Merah. Serangan-serangan yang menurut para pemberontak ditujukan untuk mendukung rakyat Palestina di Gaza, tempat Israel memerangi kelompok militan Hamas.

Militer AS mengatakan Houthi meluncurkan rudal balistik anti-kapal ke jalur pelayaran internasional pada hari Selasa, dan sebuah kapal curah berbendera Malta melaporkan kapal tersebut terkena serangan, tetapi masih layak berlayar.

Baca Juga: