Singapura kini tengah dihadapkan dengan gelombang ketiga Covid-19. Pemerintah Singapura melalui Menteri Keuangan, Lawrence Wong, mengatakan bahwa pihaknya kini tengah bersiap menghadapi lonjakan kasus yang diprediksi bisa mencapai 5.000 kasus per hari.

"Skenarionya adalah kasus melonjak hingga 5.000 kasus baru sehari, atau mungkin lebih," kata Wong.

Wong, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Gugus Tugas Kementerian untuk Covid-19 juga mengatakan memang hanya 0,2 persen kasus yang memerlukan perawatan intensif di ICU. Namun Ia lebih memperhatikan keadaan 10 persen atau sekitar 500 pasien yang harus mendapatkan pemantauan dari rumah sakit.

Bukan tanpa alasan, jumlah 10 persen tersebut didominasi oleh pasien yang memiliki usia lanjut, bergejala serius, atau bahkan memiliki komorbid.

"Sekitar 10 persen dari orang terinfeksi perlu dirawat di rumah sakit," kata Wong.

Diberitakan sebelumnya, Singapura mencatatkan rekor kasus Covid-19 tertinggi, yaitu mencapai 1.939 kasus per hari pada Minggu (26/9). Atas dasar itu, pemerintah Singapura mengambil langkah serius berupa kembali memperketat dan menerapkan work from home (WFH) bagi seluruh warganya.

Selain itu, para siswa Sekolah Dasar (SD) juga terpaksa kembali belajar di rumah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Peraturan ini berlaku mulai Senin (27/9) hingga satu bulan ke depan.

Kebijakan ini kembali diambil karena kasus positif Covid-19 di Singapura naik empat kali lipat dalam dua pekan terakhir. Hal ini membuat banyak rumah sakit setempat kolaps.

"Ini adalah keputusan yang sangat sulit bagi kami, karena kami tahu ini akan memengaruhi banyak bisnis dan orang," kata Menteri Perdagangan Singapura, Gan Kim Yong.

"Meskipun hal itu mungkin tidak segera mengurangi jumlah infeksi baru setiap hari, itu akan memungkinkan kami untuk memperlambat kecepatan peningkatan dan menghindari membebani petugas kesehatan kami," sambungnya.

Baca Juga: