Beredar kabar data vaksinasi Covid-19 dari aplikasi PeduliLindungi bocor. Namun, sejak awal Kemenkes menyangkal kebocoran tersebut. Kebocoran disebut hanya terjadi pada sistem eHac yang tak dipakai lagi oleh Kemenkes.

Tetapi tiba-tiba beredar luas di media sosial sertifikat vaksinasi Presiden Joko Widodo (Jokowi), sertifikat tersebut dikaitkan dengan bocornya data di aplikasi PeduliLindungi.

Diketahui awal tweet tersebut dari akun media sosial @ReynerJ mengunggah sertifikat vaksinasi Presiden Jokowi pada aplikasi peduliLindungi pada 2 September 2021 tetapi kemudian ditutup.

Selain akun tersebut akun lain yang juga mengunggah adalah @huftbosan yang mengunggah sertifikat vaksinasi Presiden Jokowi dari pertama hingga yang ke tiga, lengkap dengan lokasi dan tanggalnya.

"Presiden udah vaksin ketiga lho," tulis @huftbosan pada 2 September 2021.

Dilihat, Jumat (3/9/2021), sertifikat vaksinasi itu memuat nama Jokowi beserta NIK. Selain itu, ada juga tanggal lahir Jokowi dan barcode.

Surat keterangan vaksinasi COVID-19 itu menyatakan bahwa Jokowi telah divaksinasi untuk dosis kedua pada 27 Januari 2021. Di bagian bawah sertifikat tersebut, ada logo KPC-PEN, Kementerian Kominfo, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian BUMN.

Selain terdapat logo dan identitas Jokowi, tersebar juga nomor HP ajudan Presiden.

Unggahan tersebut langsung mendapat tanggapan banyak netizen. Bahkan netizen mengungkap sebegitu mudahnya membuka identitas orang lain melalui aplikasi peduliLindung.

"Bgaimna nihh @kemkominfo Data Sertifikat Vaksin presiden kita kok bsa bocor dari @PLindungi." tulis @christofel58

"Makin ga percaya aja sama apk pemerintah, parah bgt itu data pribadi presiden bisa kesebar" tulis @delrellove

"Kalo data presiden aja, yang orang paling penting di republik ini bisa diakses publik, apalagi data gue.. Ntar gue tiba-tiba ditagih DC pinjol gimane." tulis @maymarmas

"Punten datanya bapak presiden aja bocor apalagi kita kita sebagai rakyat biasa" tulis @hanifwildanwin

Baca Juga: