Asia melaporkan kembali terjadinya lonjakan kasus Covid-19 yang didominasi oleh Sub-varian Omicron BA.2. Dengan begitu, kasus Covid-19 di Asia telah melewati 100 juta kasus per hari Rabu (30/3).

Dilansir dari Reuters, Kamis (31/3), Asia mencatatkan lebih dari 1 juta kasus Covid-19 per dua hari. Selain itu, Asia juga menjadi penyumbang kasus Covid-19 di dunia mencapai 21 persen.

Dalam beberapa minggu terakhir, kasus Covid-19 kembali melonjak ke level tertinggi lantaran adanya Sub-varian BA.2. Hal tersebut terjadi di Korea Selatan, Tiongkok, dan Vietnam.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebut Sub-varian BA.2 menjadi wakil semua kasus berurutan hampir mencapai 86 persen.

Menurut laporan Reuters, Korea Selatan mencatatkan rata-rata kasus harian tertinggi. Hal tersebut mencapai satu dari empat infeksi yang ada secara global dengan angka kematian mencapai lebih dari 300 kasus perharinya.

Sementara itu, Tiongkok juga mengalami kenaikan kasus Covid-19 Sub-varian BA.2, dengan melaporkan lebih dari 45 ribu kasus sejak awal tahun 2022. Tercatat, jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Bahkan, kota Shanghai yang juga menjadi wilayah dengan kenaikan kasus Covid-19 telah memberlakukan lockdown.

Kemudian, India juga melaporkan 43 juta kasus atau lebih dari total tiga negara paling parah berikutnya, seperti Jepang, Korea Selatan dan Vietnam. Negara tersebut melaporkan kurang dari 2.000 kasus perhari dalam 11 hari terakhir dibandingkan saat puncak kasus terjadi pada Januari lalu dengan 300 ribuan kasus perhari.

Sub-varian BA.2 juga dianggap kurang efektif dibandingkan Sub-varian terdahulunya. Penelitian mengungkapkan Omicron bisa menginfeksi kemnbali orang yang telah terinfeksi Covid-19 dengan varian yang berbeda.

Para ahli juga skeptis dengan kebijakan lockdown yang dilakukan beberapa negara. Bahkan, diperkirakan ini berpotensi menjadi gelombang kasus Covid-19 yang akan datang.

"Jelas dari Australia dan tempat lain di dunia bahwa lockdown sama sekali tidak efektif pada omicron, jadi diperkirakan gelombang besar akan datang," kata ahli biostatistik University of South Australia, Adrian Esterman.

Sebelumnya, Filipina menyatakan bahwa Covid-19 menjadi penyakit yang menyebabkan kematian nomor tiga di sepanjang tahun 2021. Hal tersebut berdasarkan data awal Otoritas Statistik Filipina (PSA) pada Rabu (30/3).

PSA mengungkapkan, dari jumlah total kematian, mayoritas disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Adapun penyakit lain yang turut berperan dalam jumlah total kematian di Filipina yakni penyakit pembuluh darah di otak atau cerebrovascular.

"Virus yang teridentifikasi Covid-19 menyumbang 9,7 persen, meroket ke urutan ketiga dari urutan 14 pada 2020," papar PSA, dikutip dari Xinhua, seperti diberitakan Antara, Rabu (30/3).

Sementara di Indonesia, kasus Covid-19 bertambah 3.895 kasus per hari Selasa (29/3). Dengan tambahan tersebut, jumlah total kasus Covid-19 di Tanah Air sejak awal pandemi pada Maret 2020 menjadi 6.005.646 kasus.

Selain itu, tercatat adanya penambahan pasien positif Covid-19 yang meninggal sebanyak 108 orang. Sehingga, angka kematian akibat Covid-19 di Tanah Air menjadi 154.882 orang.

Baca Juga: