Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan bahwa Rusia telah menerjunkan hampir 200 ribu personel pasukan militer mereka di perbatasan dekat negaranya.

"Hampir 200 ribu tentara (Rusia) sudah ditempatkan (di perbatasan), (begitu pula) ribuan kendaraan tempur," ujar Zelensky yang dilansir dari AFP.

Namun, Rusia membantah maksud tersebut, pihaknya mengklaim pengiriman ribuan tentara ke wilayah separatis Ukraina sebagai bagian dari Pasukan Penjaga Perdamaian.

Akan tetapi, Sekjen Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres menepis perkataan Rusia. Dirinya mengatakan kalau pasukan yang dikirim Rusia tersebut bukan merupakan Penjaga Perdamaian.

Sebelumnya, Ukraina mulai menyiapkan pasukan cadangan untuk bersiap menghadapi invasi dari Rusia.

Hal yang dipersiapkan Ukraina itu dimuat di Facebook pada Rabu (23/2), militer Ukraina mulai memanggil tentara cadangan berusia 18 hingga 60 tahun untuk bertugas setidaknya selama satu tahun ke depan.

Sementara, Ukraina telah memiliki total sekitar 500 ribu tentara dengan rincian 250 ribu personel aktif dan 250 ribu tentara cadangan.

Diketahui, sebagian besar pasukan cadangan Ukraina terdiri dari personel militer aktif yang pernah bertugas terutama saat bentrokan dengan separatis di timur negara itu usai pascaplokan Crimea oleh Rusia pada 2014 lalu.

Selain itu, dekrit yang diteken Presiden Volodymyr Zelensky memaparkan mantan perwira dan bintara pun akan bertugas di unit militer dan sesuai dengan spesialisasinya di masa lalu.

"Jika cadangan, karena satu dan lain alasan yang ditentukan oleh hukum, tidak dapat dipanggil, mereka harus secara pribadi menunjukkan dokumen penjelasan," tulis dekrit presiden tersebut yang dikutip dari AFP.

Baca Juga: