Pasukan Rusia melancarkan serangan rudal di kota Lviv, Ukraina Barat pada Senin (18/4). Akibat insiden tersebut, dilaporkan 7 orang tewas dan 11 orang mengalami luka-luka.

"Setidaknya 11 orang terluka dalam serangan itu, termasuk seorang anak," kata Walikota Lviv, Andriy Sadovyi, dalam akun Telegramnya, dikutip Selasa (19/4).

Andriy Sadovyi juga mengatakan melalui Facebook, lima rudal menghantam kotanya. Ia juga mengumumkan bahwa layanan darurat menanggapi ledakan akibat serangan pasukan Rusia tersebut. Namun, ia belum memberikan rincian lebih lanjut.

Dilansir dari CNBC Internasional, serangan terbaru ini menjadi yang terbesar pertama di Lviv dalam beberapa minggu ke belakang. Lviv dianggap sebagai tempat relatif aman bagi warga Ukraina yang melarikan diri dari wilayah Timur Ukraina.

Berdasarkan laporan New York Times, saksi mata melaporkan api dan asap mengepul dari kompleks kereta api di bagian barat Lviv akibat dihantam rudal. Jalur kereta Lviv sendiri telah menjadi rute yang populer bagi para pengungsi yang mengarah ke wilayah Barat Ukraina, tepatnya menuju Polandia.

Lviv menjadi kota penampungan warga Ukraina yang terkena dampak serangan Rusia. Kota tersebut juga menjadi tuan rumah beberapa kedutaan negara Barat yang pindah sementara dari Kyiv.

Lviv memiliki jarak hanya 43 mil dari perbatasan Polandia. Kota ini juga menjadi lokasi utama yang menghubungkan rute transportasi dan pengiriman melalui kereta api, khususnya senjata dari Polandia.

Sebagai informasi, Rusia mulai melancarkan serangan terhadap Ukraina sejak 24 Februari lalu. Artinya, sudah hampir genap dua bulan serangan Rusia ke Ukraina berlangsung.

Meski beberapa perundingan damai telah digelar, kedua negara belum menemukan titik terang untuk mencapai perdamaian. Bahkan, Rusia sempat mengungkapkan bahwa proposal perdamaian yang diajukan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak bisa diterima.

Kremlin menyebut campur tangan negara-negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat (AS) menjadi faktor penghambat proses perdamaian tersebut. Terlebih, adanya propaganda Rusia telah melakukan pembantaian terhadap warga sipil di Bucha.

Baca Juga: