Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Eropa Hans Kluge mengungkapkan pihaknya tengah menyiapkan rencana darurat untuk mengantisipasi adanya potensi serangan senjata kimia di Ukraina. Ini seiring negara Barat yang menyuarakan rencana penggunaan senjata mematikan itu oleh Rusia.

Kluge mengatakan, rencana tersebut disiapkan setelah melihat adanya konflik yang berkepanjangan atau berlangsung lama antara Rusia dan Ukraina.

"Mengingat ketidakpastian situasi saat ini, tidak ada jaminan bahwa perang tidak akan bertambah buruk," kata Kluge, dikutip dari Reuters, Jumat (8/4).

"WHO sedang mempertimbangkan semua skenario dan membuat kontinjensi untuk situasi berbeda yang dapat menimpa rakyat Ukraina, dari perawatan lanjutan terhadap korban massal, hingga serangan kimia," lanjutnya.

Ia juga menuturkan, WHO tengah berkoordinasi dengan Uni Eropa untuk melakukan triase pasien yang datang dari Ukraina dan mengatur agar mereka dikirim untuk perawatan di Eropa. Pihaknya juga merencanakan untuk memberikan bantuan medis bagi Jiran Rusia itu

"WHO telah mengirimkan lebih dari 185 ton pasokan medis termasuk bahan untuk mendukung trauma di seluruh Ukraina dan mengatakan 125 ton lagi sedang dalam perjalanan," ujar Kluge.

Sebuah database WHO juga menunjukkan telah terjadi 91 serangan terhadap infrastruktur perawatan kesehatan Ukraina. Hal tersebut menimbulkan 74 kematian sejak invasi dimulai.

Sebelumnya, Barat telah menyuarakan kekhawatiran Rusia akan menggunakan senjata kimia dan biologi di Ukraina. Bahkan, terdapat potensi bahwa efek serangan tersebut bisa menular hingga ke luar negeri.

Di sisi berbeda, Kementerian Pertahanan Rusia justru menuduh balik Kyiv membuat pernyataan tidak benar. Menurutnya, ini cara Ukraina untuk semakin memojokan Rusia.

Sebagai informasi, Rusia mulai melancarkan invasi terhadap Ukraina sejak 24 Februari lalu. Meski perundingan damai telah digelar beberapa kali, belum ada tanda-tanda kedua negara akan mengakhiri konflik tersebut.

Baca Juga: