Mariupol - Rusia memperbarui pengebomannya, Selasa (3/5) di Mariupol, kota pelabuhan selatan yang terkepung di Ukraina, di mana 200 warga sipil terperangkap di pabrik baja Azovstal meskipun PBB mengatakan bahwa 101 orang telah dievakuasi dengan aman dari lokasi tersebut.

Kantor berita Rusia RIA melaporkan kementerian pertahanan Rusia mengatakan pasukannya menghancurkan posisi-posisi penembakan Ukraina setelah tentara Kyiv "memanfaatkan" gencatan senjata yang ditengahi PBB untuk menciptakan benteng baru sementara evakuasi awal sekelompok warga sipil dilakukan selama beberapa hari terakhir.

Seperti dikutip dari VoA, Rabu (4/5), seorang pejabat polisi kepada lembaga penyiaran publik Suspine mengatakan pasukan Rusia sudah mulai upaya merebut pabrik yang memiliki sistem labirin terowongan dan bunker, lokasi terakhir yang dikuasai Ukraina di Mariupol. Seorang wakil komandan resimen Azov yang bersembunyi di pabrik baja itu mengatakan pesawat Rusia mengebom lokasi itu semalam.

Sementara itu, Rusia melancarkan serangan ke bagian lain Ukraina timur dan selatan, menarget perangkat keras militer canggih Barat yang telah dikirim AS dan sekutu-sekutunya ke Ukraina untuk membantu pasukan Kyiv dalam perjuangan mereka melawan invasi Rusia yang telah berlangsung selama 10 minggu.

Osnat Lubrani, koordinator kemanusiaan PBB untuk Ukraina, mengatakan ia "gembira dan lega" bahwa 101 warga sipil, termasuk laki-laki dan perempuan yang lebih tua dan anak-anak, telah dievakuasi dari pabrik Azovstal, dan bergabung dengan 58 lainnya dari Manhush, sebuah kota di pinggiran Mariupol.

Pejabat PBB mengatakan 127 orang telah diangkut ke kota Zaporizhzhia yang dikuasai Ukraina, sekitar 230 kilometer barat laut Mariupol, di mana mereka mendapat bantuan pertama kemanusiaan dan perawatan kesehatan.

Baca Juga: