Amerika Serikat (AS) memborong 800.000 dosis vaksin Jynneos, yang telah disetujui oleh negara tersebut untuk mengatasi cacar monyet atau Monkeypox. Ini seiring laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang mencatat kasus cacar monyet telah mencapai 1.000 kasus di seluruh dunia.

Dilansir dari AP News, AS telah mengidentifikasi 45 kasus cacar monyet di 15 negara bagian dan Distrik Columbia hingga akhir pekan lalu. Sementara, lebih dari 1.300 kasus telah ditemukan di sekitar 30 negara lain di luar wilayah Afrika di mana virus itu endemik.

Dawn O'Connell selaku yang mengawasi persediaan vaksin dan perawatan darurat pemerintah mengatakan, pemerintah AS memiliki 72.000 dosis Jynneos, dan akan mendatangkan lagi 300.000 dosis vaksin dari produsennya, Bavarian Nordic, dalam beberapa minggu ke depan.

Pada Jumat lalu, pemerintah mengumumkan telah memesan 500.000 lebih dosis Jynneos dari Bavarian Nordic untuk dikirim akhir tahun ini. Perusahaan juga memegang dosis lain yang dimiliki oleh pemerintah AS.

"Kami memiliki vaksin dan perawatan yang perlu kami tanggapi," kata O'Connell, dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengungkapkan, setiap kasus penularan cacar monyet yang terjadi di AS melibatkan kontak yang sangat dekat. Pejabat telah memperingatkan dokter untuk mengawasi kasus cacar monyet dan menawarkan vaksinasi kepada orang-orang yang kontak dengan mereka yang terinfeksi.

Cacar monyet adalah endemik di beberapa bagian Afrika, di mana orang telah terinfeksi melalui gigitan hewan pengerat atau hewan kecil. Biasanya tidak menyebar dengan mudah di antara orang-orang.

Kasus cacar monyet di Eropa dan AS baru muncul pada bulan lalu, mayoritas mereka yang tertular setelah melakukan perjalanan internasional.

Gejala cacar monyet biasanya mirip seperti flu, diawali dengan demam, nyeri otot, kedinginan, sakit kepala, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Jika berkembang, nantinya akan terjadi ruam di tubuh yang ditandai dengan munculnya benjolan yang berubah menjadi lepuh berisi nanah yang akhirnya mengering dan rontok.

Dilansir dari Reuters, Direktur CDC Rochelle Walensky mengatakan, virus ini menyebar terutama melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka seseorang yang terkena cacar monyet, atau melalui kontak langsung dengan bahan yang telah disentuh oleh orang yang terinfeksi. Virus ini juga dapat menyebar melalui sekresi pernapasan.

Sebelumnya, cacar monyet telah ditetapkan sebagai penyakit yang wajib dilaporkan ke otoritas kesehatan setempat di Inggris.

"Diagnosis dan pelaporan yang cepat adalah kunci untuk menghentikan transmisi dan mencegah penyebaran lebih lanjut dari cacar monyet," tutur Direktur Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA).

Sementara itu, Belgia dan Jerman mewajibkan karantina selama 21 hari bagi pasien cacar monyet.

Baca Juga: