Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengungkapkan, saat ini terdapat 143 kasus Covid-19 varian Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Ini terdeteksi melalui metode whole genome sequencing (WGS) di sejumlah provinsi yang mengalami kenaikan kasus Covid-19.

"Saat ini sudah ada BA.4 maupun BA.5 sebanyak 143 kasus," kata Syahril dalam acara Talkshow "Optimalisasi 3T: Upaya Bendung Gelombang Baru", yang diikuti di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (24/6).

Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19 subvarian baru tersebut. Terlebih, di tengah kembali meningkatnya kasus Covid-19.

"Berkaitan dengan naiknya kasus saat ini, harus menjadi kewaspadaan bagi kita semua karena adanya subvarian baru, BA.4 maupun BA.5," ujar Syahril.

Pihaknya mengatakan hingga saat ini jumlah pasien yang harus dirawat di rumah sakit maupun kasus kematian pasien Covid-19 masih rendah karena kebanyakan pasien tidak mengalami gejala berat. Meski begitu, Syahril meminta masyarakat berisiko tinggi agar tetap waspada dengan penularan Covid-19.

"Kita akan tetap waspada, terutama kepada risiko tinggi, manula, usia lanjut, kemudian komorbid, itu harus kita perhatikan utama," ucapnya.

Pihaknya mengatakan terus melakukan tindakan pengendalian penyebaran Covid-19 dengan melakukan tracing dan testing. Ini bertujuan agar masyarakat yang tertular Covid-19 bisa segera menjalani karantina atau dirawat di rumah sakit.

"Dengan upaya itu, kita bisa nanti menekan jumlah kasus yang ada sekaligus bagaimana kita mengendalikan tingkat hospitalisasi maupun angka kematian dari kasus-kasus Omicron subvarian BA.4 maupun BA.5 ini," tuturnya.

Baca Juga: