Ganjar Pranowo menekankan nilai persatuan, moderasi beragama, serta pentingnya pendidikan dalam membangun sumber daya manusia berkualitas.

JAKARTA - Bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo menekankan nilai persatuan, moderasi beragama, serta pentingnya pendidikan dalam membangun sumber daya manusia berkualitas.

"Nilai persatuan yang kemudian tidak membeda-bedakan, cerita kesejahteraan tindakan-tindakan prioritas kita, tindakan-tindakan afirmasi kita terhadap kelompok-kelompok yang memang butuh tindakan afirmasi, sampai kemudian soal pendidikan," ujar kader PDI Perjuangan itu dalam pertemuan Council of Asian Liberals and Democrats (CALD Party), di sekolah partai PDI Perjuangan, Jakarta, kemarin.

Ganjar juga menyampaikan pengalamannya menerapkan nilai-nilai Pancasila di berbagai program kebijakan membantu masyarakat. "Saya diminta untuk menjelaskan ketika kemudian partai itu meneguhkan dirinya sebagai partai ideologis dan kemudian diwujudkan dalam bentuk jabatan publik," kata Ganjar.

Terkait pendidikan, Ganjar menjelaskan bahwa sekolah gratis untuk rakyat kecil, merupakan salah satu program yang bisa diwujudkan dalam rangka memperbaiki kualitas hidup seseorang. "Sekolah gratis dan dia (penerima bantuan) akan menjadi tulang punggung keluarga untuk memperbaiki nasibnya. Saya bayangkan itu kemudian bisa kita perluas ke seluruh Indonesia pasti sumber daya manusia kita akan lebih bagus," katanya.

Menurut dia, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan langkah yang tepat, terutama Indonesia akan segera memetik bonus demografi.

Pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD itu mengusung visi "Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari".

Ganjar menekankan pada gerak cepat membangun sumber daya manusia yang unggul. Dalam dokumen visi dan misi Ganjar-Mahfud, mereka menargetkan terdapat satu sarjana dalam satu keluarga miskin. Untuk memastikan setiap keluarga miskin menyekolahkan minimal satu orang anaknya hingga sarjana untuk memutus rantai kemiskinan.

Lakukan Pembaruan

Dalam kesempatan terpisah, Ganjar mengajak pemuda Indonesia untuk melakukan penyegaran dan pembaruan nilai-nilai kehidupan di peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-95. "Di hari sumpah pemuda rasanya kita harus melakukan reaktualisasi dari sumpah pemuda itu," ujar Ganjar di Balai Sarbini, Sabtu.

Reaktualisasi ini dapat dilakukan dengan membulatkan komitmen, karena para pemuda merupakan harapan bangsa. Ia pun meniru pernyataan Bung Karno, "Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia".

Menurut dia, Soekarno sangat peduli dengan anak muda. Hal ini terbukti dari banyaknya pemuda Indonesia yang sudah bisa menggoncang dunia. "Mereka punya talenta hebat, ilmu pengetahuan, seni, budaya, olahraga, sains, luar biasa lah termasuk ekonomi kreatif," katanya.

Ganjar menilai saat ini merupakan momentum yang tepat untuk membangkitkan kembali para pemuda dalam menunjukkan kualitas dan prestasinya.

Untuk diketahui, Sumpah Pemuda dicetuskan dalam Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928 yang berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia.

Kongres Pemuda II diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928 di tiga lokasi, yaitu gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw (Rumah Indekos, Kramat Nomor 106).

Dalam rapat ketiga ini, sebelum rumusan hasil kongres dibacakan, terlebih dahulu diperdengarkan lagu ciptaan Wage Rudolf Supratman, yakni Indonesia Raya.

Baca Juga: