MAGELANG - Pengasuh pondok pesantren di seluruh Jawa Tengah (Jateng) diminta untuk mengetatkan protokol kesehatan. Hal itu harus dilakukan agar pondok pesantren (Ponpes) tidak menjadi salah satu klaster penyebar Covid-19.

"Kemarin saya diundang rapat oleh Presiden. Ada dua hal yang dibahas, pertama soal Covid-19, kedua soal ekonomi. Nah, yang soal Covid-19 ini, intinya Presiden mengingatkan belum selesai, sehingga protokol kesehatan harus dilaksanakan dengan disiplin," kata Gubernur Jateng, Ganjar Pranowosaat meresmikan gedung SMP Birrul Ummah Tegalrejo Magelang, Jateng, Kamis (16/7).

Sudah banyak pondok pesantren yang melakukan aktivitasnya di Jateng. Sejumlah santri dari berbagai daerah sudah masuk ke Jateng, untuk menuntut ilmu di pondok-pondok pesantren itu.

"Saya kemarin mendapat pesan dari beberapa anak NU muda di berbagai negara. Intinya mereka meminta agar ada upaya pencegahan penularan Covid-19 di Ponpes. Mereka tidak rela, Romo Kyai dan Ibu Nyai pengasuh Ponpes meninggal karena Covid-19," kata dia.

Pihaknya, meminta seluruh pengasuh Ponpes memperketat protokol kesehatan. Semua aktivitas santri harus disiplin, termasuk pakai masker, jaga jarak dan rajin cuci tangan pakai sabun. "Persoalannya banyak pondok pesantren yang airnya tidak mengalir, kalau wudhu atau mandi di kolam. Ini yang harus dibenahi, termasuk saat santri mengaji atau tidur," ujarnya.

Ganjar dalam pernyataan tertulisnya juga menyempatkan diri melihat proses belajar para santri di Yayasan Birrul Ummah Tegalrejo. Ganjar senang, karena semua santri tertib memakai masker dan jarak antara satu dengan lainnya terjaga. "Seperti ini yang kami harapkan, tinggal nanti saat mereka keluar istirahat atau lainnya, tetap diminta disiplin menjaga jarak," kata dia.

Dalam kesempatan itu, juga memberikan bantuan untuk sejumlah lembaga keagamaan sebesar 705 juta rupiah. Bantuan itu diberikan kepada yayasan, ponpes, sekolah keagamaan dan lainnya.

Salah satu penerima bantuan dari yayasan Birrul Ummah Tegalrejo, KH Zainul Habib mengatakan sangat berterima kasih dengan perhatian pemerintah terhadap pengembangan pendidikan keagamaan di Magelang.

"Alhamdulillah, perhatian ini membuat kami tambah semangat untuk mendidik anak-anak menjadi generasi yang cerdas dan religius," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Yayasan Birrul Ummah Tegalrejo mendapat bantuan 60 juta rupiah. Sebelumnya, pihak yayasan juga mendapat bantuan 100 juta rupiah yang telah digunakan untuk membantun empat ruang kelas sekolah.

"Kami memiliki SMP berbasis pesantren yang kami dirikan pada 2017 lalu. Alhamdulillah dengan gotong royong masyarakat dan bantuan dari pemerintah ini, kami bisa membangun ruang kelas untuk belajar mengajar para santri," jelasnya.

Zainul memastikan, kegiatan belajar mengajar di yayasannya semuanya menerapkan protokol kesehatan yang ketat. "Kami berusaha agar santri disiplin, baik di dalam pondok maupun di sekolah," ujar dia. mar/N-3

Baca Juga: