“Problem pengangguran terdidik harus diselesaikan secara komprehensif. Hal yang paling utama adalah dengan memperbaiki kualitas pendidikan."
JAKARTA - Bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo menyatakan konseplink and matchkurikulum dengan perusahaan dapat mengatasi pengangguran terdidik di Indonesia.
"Problem pengangguran terdidik harus diselesaikan secara komprehensif. Hal yang paling utama adalah dengan memperbaiki kualitas pendidikan," kata Ganjar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (20/9).
Ganjar menegaskan sistem pendidikan di Indonesia harus diubah. Konseplink and matchdengan perusahaan harus dilakukan agar 100 persen lulusan bisa mendapat pekerjaan.
"Yang butuh mereka adalah perusahaan maka kurikulumnya harus fleksibel.Link and matchkurikulum dengan perusahaan mutlak dilakukan agar lulusan sekolah baik SMK sampai perguruan tinggi tidak menganggur," jelasnya.
Hal itu disampaikan Ganjar dalam acara Mata Najwa "3 Bacapres Bicara Gagasan" di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Selasa (19/9).
Ganjar mencontohkan di Australia, kurikulum pendidikan mengikuti tren pekerjaan. Ketika pekerjaan yang sedang ramai adalah pekerjaan di bidang teknologi, maka kurikulum pendidikan di negara itu akan diarahkan ke sana.
"Jadi, kurikulumnya mengikuti kebutuhan pekerjaan yang ada. Tidaksaklekseperti saat ini," katanya.
Gandeng Perusahaan
Ganjar mencontohkan saat dia memimpin Jawa Tengah, ia mendirikan tiga SMKN Jatengboarding schoolyang dikhususkan bagi siswa miskin. Ganjar juga menggandeng perusahaan agar itu terlibat dalam penyusunan kurikulum dan metode pengajaran.
"Itu berhasil, 100 persen lulusan SMKN Jateng tidak ada yang menganggur. Mereka diterima bekerja di Jepang, Korea, dan banyak negara serta perusahaan-perusahaan besar lainnya," ungkapnya.
Selain itu, setelah pendidikan disiapkan dengan baik maka yang harus dilakukan adalahmembuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya.
Namun, tidak hanya itu, banyak anak muda saat ini tidak mau terikat dalam pekerjaan. Banyak anak muda kreatif yang justru membuat usaha sendiri. Untuk itu, pemerintah juga harus memfasilitasi, semisal dengan menyediakancreative hub.
"Makaentrepreneurshipmesti dibuka lebar-lebar.Creative hubmeski disiapkan banyak-banyak dan negara mesti memberikan dukungan untuk itu. Lapangan pekerjaan di digital ekonomi sangat besar dan anak muda kreatif Indonesia sudah banyak yang terjun di dalamnya," katanya.