Ganjar Pranowo mendorong pendidikan bagi keluarga miskin untuk memiliki anggota keluarga menyandang gelar sarjana agar bisa lepas dari kemiskinan.

JAKARTA - Calon Presiden (Capres) RI nomor urut 3 Ganjar Pranowo mendorong satu keluarga miskin agar dapat memiliki anggota keluarga yang menyandang gelar sarjana.

"Kita melihat bagaimana mengangkat derajat orang miskin melalui pendidikan satu keluarga miskin satu sarjana. Insyaallah ini akan mendorong mereka lepas dari itu," ujar Ganjar dalam acara Dialog Terbuka Muhammadiyah Bersama Calon Pemimpin Bangsa di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Kamis (23/11).

Ia menilai pendidikan dapat mengangkat derajat dari orang-orang yang kurang mampu. Untuk itu, kehadiran negara di setiap lini kehidupan masyarakat Indonesia sangat penting. "Kehadiran negara di setiap kehidupan mulai anak-anak ya. Pendidikan yang penting untuk membentuk karakter, lalu pendidikan karakter sejak dini," katanya.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu juga menyoroti ekonomi hijau. Menurutnya, perlu banyak lapangan kerja yang dibangun untuk menciptakan ekonomi hijau.

Ganjar juga menjanjikan revisi kurikulum pendidikan yang mampu menyiapkan untuk terjun ke dunia kerja. Adapun kebijakan tersebut sejalan dengan implementasi ekonomi hijau yang dia gaungkan dalam visi misinya.

"Itu butuh lapangan kerja, digitalisasi 1.300 triliun rupiah investasi yang kita butuhkan itu menciptakan lapangan kerja, iya tidak?" kata Ganjar dengan nada tanya.

Menurut Ganjar, Indonesia membutuhkan anak-anak muda sebagai pelopor ekonomi kreatif, sebab seluruhnya dilakukan sebagai bentuk mengunggulkan ekonomi bangsa agar para pemuda terlibat di setiap tahapnya.

"Maka istilah kami gaspol itu kita dorong kita punya anggaran berlipat ganda maka tidak boleh ada korupsi pajaknya dipermudah," ujarnya.

Usung Tagline

Adapun Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD mengatakan tagline yang diusung dirinya bersama pasangannya, Capres Ganjar Pranowo adalah mempertahankan yang bagus dan mengganti dengan yang lebih bagus.

Hal ini disampaikan Mahfud dalam acara Dialog Terbuka Muhammadiyah Bersama Calon Pemimpin Bangsa di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Kamis.

Pada kesempatan itu, awalnya Mahfud mengatakan bahwa tenaga pengajar di swasta sering kali diambil ke sekolah negeri. "Betul itu guru yang swasta diambil negeri, itu sebetulnya diagnosis benar, terapinya salah, kenapa diagnosisnya benar? Benar bahwa sekolah madrasah, sekolah swasta itu perlu guru tetap yang sudah memenuhi syarat untuk digaji oleh pemerintah," ujar Mahfud.

"Itu masalahnya diagnosanya agar bisa hidup, tapi terapinya salah. Lalu, di semua negeri diambil, tambah mati yang swasta ini," ujarnya.

Ia mengaku hal itu pernah terjadi kepada dirinya saat mengajar di swasta, namun dipekerjakan juga di negeri. Menurut dia, kondisi tersebut harus diubah. "Kalau terapinya begini terus kacau kita. Setiap madrasah mendidik tenaga baru, lalu agar digaji oleh pemerintah pindah lagi ke sana mulai lagi ke sana. Ini tidak sehat," ujar Mahfud.

Untuk itu, dia menyoroti tagline yang diusung bersama Ganjar. Mahfud menegaskan pihaknya mengusung keberlanjutan dan perbaikan. "Apa sebenarnya tagline Pak Ganjar-Mahfud? Kalau di tempat Pak Anies itu perubahan yang sering diartikan penggantian total, di tempat Pak Prabowo kelanjutan," ujarnya.

"Bagi kami ada dalilnya setelah fiqih, yaitu mempertahankan yang lama tapi bagus dan mengganti yang baru yang lebih bagus lagi. Itu dalil 'Pertahankan lama asal bagus dan ambil baru asal lebih bagus', itu artinya perbaikan," pungkas Mahfud.

Wakil Ketua Koordinator Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi, menyebut pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD memiliki kesepahaman dan kesamaan cara pandang dengan Muhammadiyah.

"Menurut saya, dalam berinteraksi dengan keluarga besar Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Jakarta, itu kelihatan bahwa ada kesepahaman antara seluruh pihak yang hadir," kata TGB Zainul Majdi.

Baca Juga: