JAKARTA- Dua bank di Singapura yakni DBS dan Citibank pada pertengahan Oktober lalu, dilaporkan mengalami gangguan sistem IT, sehingga mempengaruhi jutaan transaksi pembayaran di negara tersebut.

Aplikasi perbankan di kedua bank itu tidak berfungsi, server tidak dapat dijangkau, dan nasabah kedua bank hanya mempunyai sedikit sarana untuk membayar pembelian atau menerima pembayaran.

Sebagai kota sangat bergantung pada sistem perbankan digital, kejadian itu mendapat perhatian serius dari pemerintah dan otoritas keuangan setempat.

Seperti dikutip dari media di Singapura, techspot dan theregister, Menteri Alvin Tan menegaskan dalam sesi tanya jawab dengan parlemen bahwa akar penyebab masalah itu kemudian teridentifikasi pada tidak berfungsinya sistem pendingin di pusat data Equinix yang digunakan oleh kedua bank.

Hal itu menyebabkan suhu server naik di atas kondisi pengoperasian optimal. Pemadaman ini menyebabkan 810.000 upaya akses gagal, kata Tan baru-bau ini dengan 2,5 juta pembayaran dan transaksi ATM gagal.

Equinix sendiri dilaporkan menyalahkan seorang kontraktor, menuduhnya salah mengirimkan sinyal untuk menutup katup dari tangki penyangga air dingin selama peningkatan sistem yang direncanakan.

Setelah pemadaman listrik, kedua bank segera mengaktifkan pemulihan bencana TI dan rencana kelangsungan bisnis. "Namun," menurut Tan, "kedua bank mengalami masalah teknis yang menghalangi mereka untuk sepenuhnya memulihkan sistem yang terkena dampak di pusat data cadangan masing-masing. DBS karena kesalahan konfigurasi jaringan dan Citibank karena masalah konektivitas.

Tan juga menyimpulkan bahwa kedua bank tersebut "gagal" memenuhi persyaratan MAS untuk memastikan sistem TI yang penting memiliki ketahanan. Otoritas tersebut mewajibkan waktu henti yang tidak terjadwal untuk sistem penting yang mempengaruhi operasional bank tidak boleh melebihi empat jam dalam jangka waktu 12 bulan, suatu batas yang mudah dilampaui dalam kasus ini.

Opsi Alternatif

Menurut Kevin Reed, Kepala petugas keamanan informasi untuk perusahaan cadangan Acronis yang berbasis di Singapura, Equinix seharusnya memiliki sistem pendingin yang berlebihan untuk servernya. Seperti yang sering terjadi, kata Reed, sebuah insiden bukanlah sebuah isu tunggal, namun sebuah "rangkaian peristiwa yang saling berhubungan" seperti yang ditunjukkan dengan jelas dalam kasus DBS dan Citibank.

Menteri Tan juga menyampaikan beberapa komentar mengenai pendekatan "yang mengutamakan digital" dalam pasar keuangan Singapura, yang seharusnya tidak menjadi urusan "yang hanya bersifat digital". Konsumen dan pelaku bisnis harus mewaspadai risiko terkait uang tanpa kertas, dan tentu saja perusahaan harus menyediakan opsi pembayaran alternatif ketika server dan aplikasi tidak tersedia.

Baca Juga: