JAKARTA-Kementerian Pertanian (Kementan) merintis pengembangan kawasan mangga terintegrasi berskala luas atau dikenal sebagai Food Estate Mangga di Gresik, Jawa Timur. Hal itu dilakukan karena melihat potensi kebutuhan pasar mangga baik lokal maupun ekspor yang prospektif.

Upaya tersebut sekaligus sebagai tindak lanjut arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada pertemuan G20 di Italia beberapa waktu lalu untuk memetakan wilayah yang potensial dikembangkan menjadi calon lokasi food estate baru.

Lumbung pangan hortikultura mangga yang tengah dirintis ini akan menjadi model yang pertama kali dikembangkan di Indonesia.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto menyebut lumbung pangan mangga di Gresik yang mulai dikembangkan tahun ini ditargetkan akan mencakup kawasan mangga seluas 1.000 hektar lebih baik yang berupa intensifikasi maupun perluasan areal baru.

Model yang dikembangkan berupa kemitraan antara kelompoktani dengan pelaku usaha (offtaker). "Substansi Food Estate Mangga ini adalah penataan kawasan produksi dan pemasaran melalui skema kemitraan close-loop. Konsep tersebut selain menjadi solusi bagi petani juga mendorong daya saing mangga nasional," terang Prihasto di Jakarta, Kamis (19/5).

Kata dia, tahap awal, Tim Kementan telah melakukan survei, pendokumentasian, pemetaan lapangan, identifikasi kebutuhan dan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian setempat serta calon offtaker nya. "Grand design juga sudah disiapkan. Kami optimis substansi food estate ini nantinya bisa berjalan dengan baik, dan sukses," terang pria yang akrab dipanggil Anton tersebut.

Dalam kunjungan ke calon lokasi yang dikelola Kelompoktani dan PT Galasari di daerah Panceng Gresik, Prihasto mengatakan pihaknya akan mendorong pengembangan varietas mangga unggulan yang berorientasi ekspor.

"Desain tanamnya akan dilakukan dengan model klaster agar lebih tertata dan memudahkan petani atau eksportir melakukan proses panen dan pascapanen. Pola tanamnya bisa dilakukan secara integrated farming antara komoditas utama mangga, jagung serta ternak," imbuh Anton.

Dalam prosesnya nanti, pemerintah akan menyediakan fasilitas pendukung berupa sarana dan prasarana, alat dan mesin pertanian, permodalan, serta infrastruktur pendukung lainnya. Kementan juga akan menggelar bimbingan teknis, penyuluhan berkala, studi banding dan pelatihan agroteknologi guna merangsang peningkatan produksi dan mutu mangga di kawasan tersebut.

Baca Juga: