JAKARTA - Pemerhati Pendidikan dari Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Muhammad Nur Rizal, menyebut karakteristik utama dari Kurikulum Merdeka hanya fokus pada metode pembelajaran.

"Karakteristik utama Kurikulum Merdeka terlihat hanya fokus pada metode pembelajaran yang diterjemahkan dalam penguasaan mata pelajaran saja," ujar Rizal dalam webinar yang dipantau di Jakarta, Rabu (23/2).

Kurikulum Merdeka diluncurkan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim pada pertengahan Februari 2022. Kurikulum yang semula bernama Kurikulum Prototipe tersebut memiliki beberapa karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran.

Karakteristik utama tersebut yakni pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan kompetensi teknis dan karakter. Kemudian, fokus pada materi esensial. Ini membuat siswa ada waktu cukup untuk pembelajaran mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. Lalu, fleksibel bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid. Guru bisa melakukan penyesuaian dengan konteks serta muatan lokal.

Meskipun demikian, lanjut dia, dalam Kurikulum Merdeka strategi pembelajaran berbasis proyek menjadi satu-satunya yang ditekankan dalam pengembangan karakter siswa.

"Kalau di GSM sendiri, dilakukan di semua area perubahan. Di lingkungan sekolah, penguatan empati, interaksi, hingga keterhubungan sosial," terang dia.

Dalam struktur Kurikulum Merdeka, sekitar 20 persen hingga 30 persen jam pelajaran digunakan untuk pengembangan karakter Profil Pelajar Pancasila melalui pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek itu memberi kesempatan siswa untuk belajar melalui pengalaman, mengintegrasikan kompetensi penting yang dipelajari siswa, dan struktur belajar fleksibel.

Dia minta Kemendikbudristek melakukan sosialisasi agar penerapan kurikulum tersebut benar-benar seperti tujuan awal.

"Pada Kurikulum 2013 sebenarnya setiap mata pelajar juga berorientasi pada proyek, karena terkait satu sama lain. Kalau benar cara pelaksanaannya, cuma asumsi sejak awal maka menjadi tidak efisien dan efektif," tambahnya.

Bagi GSM sendiri, lanjut dia, adanya Kurikulum Merdeka tidak terlalu berpengaruh karena fokus dari GSM pada pembentukan ekosistem sekolah yang baik.

Baca Juga: