JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya pada awal pekan ini seiring penguatan dollar AS terhadap mata uang lainnya.
Dollar AS memperpanjang relinya terhadap sekeranjang mata uang utama pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu sehingga menumpuk keuntungan yang dicatat setelah Federal Reserve AS (The Fed) mengejutkan pasar dengan memberi sinyal akan menaikkan suku bunga dan mengakhiri pembelian obligasi darurat lebih cepat dari yang diperkirakan.
Indeks dollar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,37 persen pada 92,213, tertinggi sejak pertengahan April. Reli menempatkan indeks pada kecepatan untuk kenaikan mingguan hampir 2,0 persen, lompatan mingguan terbaik dalam sekitar 14 bulan.
"Saya pikir ini adalah gaung langsung dari taper tantrum 2013. Anda melihat pergeseran yang dirasakan dalam fungsi reaksi Fed yang mendorong investor ke dollar AS yang aman," kata Karl Schamotta, kepala strategi pasar di Cambridge Global Payments di Toronto.
Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan melemah masih dibayangi sikap hawkish The Fed. Rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen dari sehari sebelumnya menadi 14.375 rupiah per dollar AS.
Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia di Jakarta mengatakan pernyataan The Fed terkait potensi kenaikan suku bunga yang lebih cepat pada 2023, menjadi faktor utama terkoreksinya rupiah.