JAKARTA - Flu burung telah mencapai Antartika, meningkatkan kekhawatiran bagi populasi penguin dan anjing laut yang terisolasi dan belum pernah terpapar virus H5N1 mematikan sebelumnya.

Dilaporkan The Guardian, dampak dari kedatangan virus ini belum diketahui, namun para ilmuwan meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan kegagalan perkembangbiakan populasi satwa liar yang rentan di kawasan ini.

Virus ini ditemukan pada populasi burung pemakan bangkai yang disebut skua coklat di Pulau Burung, bagian dari Wilayah Luar Negeri Inggris di Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan. Burung-burung yang bermigrasi ini mungkin membawanya dari Amerika Selatan dimana flu burung tersebar luas dan telah menewaskan sekitar 500.000 burung laut dan 20.000 singa laut di Chile dan Peru.

Wabah varian H5N1 yang sangat menular saat ini diperkirakan telah menewaskan jutaan burung liar.Para peneliti telah lama mengkhawatirkan potensi dampaknya terhadap satwa liar Antartika, karena banyak spesies tidak ditemukan di tempat lain di dunia dan belum pernah terpapar virus flu burung.

Para penelitidari British Antarctic Survey (BAS)mengambil sampel burung-burung tersebut ketika mereka menemukan kematian yang tidak dapat dijelaskan dan mengirim mereka untuk dites di Inggris.

"Ini adalah peristiwa yang sangat menyedihkan untuk dikonfirmasi.Kami akan terus memantau spesies di pulau ini sebaik mungkin dan terus melakukan penelitian, namun kami tidak yakin akan dampak penuhnya saat ini," kata Ashley Bennison, manajer sains BAS untuk Bird Island.

Pulau Burung dianggap sebagai salah satusitus satwa liar terkayadi planet ini , rumah bagi banyak spesies burung yang terancam punah serta 50.000 pasang penguin yang sedang berkembang biak dan 65.000 pasang anjing laut berbulu.

Pulau ini terletak di ujung barat laut Georgia Selatan, sekitar 600 mil tenggara Kepulauan Falkland.

Baca Juga: