PARIS - Meningkatnya kasus flu burung di kalangan mamalia, termasuk sapi Amerika, memberikan peringatan keras bahwa dunia belum siap untuk mencegah pandemi di masa depan, sebuah laporan mengatakan pada hari Selasa (18/6). Para pemimpin didesak untuk bertindak cepat.

Lebih dari empat tahun sejak dimulainya pandemi Covid-19, para politisi "bertaruh karena kelalaian" dengan tidak memberikan cukup dana atau upaya untuk menghindari terulangnya bencana tersebut, kata laporan itu.

Flu burung H5N1 semakin menular ke mamalia, termasuk sapi di peternakan di seluruh Amerika Serikat dan juga beberapa manusia, sehingga menimbulkan kekhawatiran virus ini dapat memicu pandemi di masa depan .

"Jika H5N1 mulai menyebar dari orang ke orang, dunia mungkin akan kembali kewalahan," kata salah satu penulis laporan dan mantan perdana menteri Selandia Baru Helen Clark pada konferensi pers.

Bahkan bisa menjadi "potensi bencana yang lebih besar daripada Covid", kata Clark.

"Kita tidak mempunyai cukup perlengkapan untuk menghentikan wabah ini sebelum menyebar lebih jauh," katanya, menunjuk pada jenis Mpox yang lebih mematikan, khususnya yang menyerang anak-anak di Republik Demokratik Kongo.

Meskipun negara-negara kaya memiliki vaksin yang dapat melawan wabah Mpox ini, vaksin tersebut belum tersedia di negara Afrika tengah itu, katanya.

Kini dua orang telah meninggal karena jenis Mpox di Afrika Selatan, menggambarkan bagaimana kelalaian dapat menyebabkan penyebaran patogen tersebut, katanya.

Laporan ini dipimpin oleh Clark dan mantan presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, yang sebelumnya menjabat sebagai ketua bersama panel independen yang memberi nasihat kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai kesiapsiagaan pandemi.

Meskipun ada saran dari panel pada tahun 2021, "dana yang tersedia saat ini tidak seberapa dibandingkan dengan kebutuhan, dan negara-negara berpendapatan tinggi terlalu berpegang teguh pada pendekatan tradisional berbasis amal terhadap ekuitas," kata Clark.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa para anggota WHO masih belum mencapai kesepakatan mengenai pandemi ini, terutama karena perbedaan pendapat antara negara-negara kaya dan negara-negara yang merasa terpinggirkan selama krisis Covid-19.

Laporan tersebut menyerukan pemerintah dan organisasi internasional untuk menyetujui perjanjian pandemi baru pada bulan Desember, serta mendanai lebih banyak upaya untuk meningkatkan produksi vaksin, memperkuat kekuatan WHO, dan meningkatkan upaya nasional untuk melawan virus.

Untuk menekankan potensi ancaman tersebut, laporan tersebut merujuk pada penelitian pemodelan yang menunjukkan bahwa ada satu dari dua kemungkinan dunia akan mengalami pandemi sebesar Covid-19 dalam 25 tahun ke depan.

Baca Juga: