Para ahli khawatir dengan semakin banyaknya mamalia yang tertular flu burung meskipun kasus pada manusia-masih jarang terjadi.

WASHINGTON - Pihak berwenang Amerika Serikat, pada Rabu (29/5), mengatakan kasus flu burung telah ditemukan pada sebuah peternakan alpaka (hewan menyusui dari Amerika Selatan yang menyerupai llama), ketika penyakit ini menyebar luas di antara sapi perah dan telah menginfeksi dua orang.

"Laboratorium Layanan Kedokteran Hewan Nasional AS mengkonfirmasi varian virus flu burung yang sangat patogen yang dikenal sebagai H5N1 terdeteksi di sebuah peternakan di Idaho, dan unggas yang terinfeksi telah disingkirkan pada bulan Mei," kata Departemen Pertanian AS atau United States Department of Agriculture (USDA).

"Deteksi ini tidak mengejutkan karena beberapa alasan, termasuk infeksi yang terjadi lebih awal di peternakan," kata departemen tersebut.

Dikutip dari The Straits Times, ini adalah pertama kalinya virus ini ditemukan pada alpaka, anggota keluarga unta yang berasal dari Andes dan dipelihara terutama untuk diambil bulunya.

Dalam beberapa pekan terakhir, varian H5N1 telah terdeteksi pada lebih dari 50 spesies hewan di AS, termasuk sapi perah.

Dua orang yang bekerja di peternakan diketahui mengidap flu burung, meski gejalanya hanya ringan.

Pekan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, mengatakan penilaian risikonya terhadap masyarakat masih rendah, namun mereka memperkirakan akan ada lebih banyak kasus.

Makin Khawatir

Para ahli mengatakan mereka khawatir dengan semakin banyaknya mamalia yang tertular flu burung meskipun kasus pada manusia masih jarang terjadi.

Tidak ada bukti penularan dari manusia ke manusia saat ini, namun para pejabat kesehatan khawatir jika virus ini akhirnya menyebar luas, virus tersebut dapat bermutasi menjadi bentuk yang dapat menular antarmanusia.

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau Food and Drug Administration (FDA) mengumumkan telah menemukan potongan virus flu burung dalam sampel susu pasteurisasi.

Dilansir dari Medical Daily, virus tersebut ditemukan ketika lembaga-lembaga federal dan mitra negara bagian terus menyelidiki wabah infeksi H5N1 yang dilaporkan pada sapi perah di Amerika Serikat.

"Sebagaimana dicatat oleh USDA dan beberapa laporan pers dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) dan sumber lainnya, keberadaan virus telah terdeteksi dalam susu mentah. Berdasarkan informasi yang ada, pasteurisasi kemungkinan besar akan menonaktifkan virus, namun prosesnya diperkirakan tidak menghilangkan keberadaan partikel virus," kata FDA.

FDA mengatakan beberapa sampel yang dikumpulkan telah menunjukkan adanya Influenza Burung Sangat Patogenik atau Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) menggunakan pengujian reaksi berantai polimerase kuantitatif (qPCR).

Oleh sebab itu, baik FDA maupun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Career Development Center (CDC) memberikan peringatan kepada masyarakat untuk tidak meminum susu mentah atau produk yang terbuat dari susu mentah.

Dengan alasan adanya potensi virus atau bakteri yang dapat menyebabkan infeksi atau penyakit bawaan makanan.

FDA juga merekomendasikan untuk tidak memproduksi atau menjual susu mentah atau produk terkait lainnya yang bersumber dari sapi yang menunjukkan tanda-tanda penyakit, termasuk sapi yang terpapar atau terinfeksi virus flu burung.

Selain itu, mereka juga menyarankan produsen untuk berhati-hati saat membuang susu dari sapi yang terkena dampak untuk menghindari potensi penularan.

Walaupun demikian, FDA turut melaporkan bahwa pasokan susu komersial di Negeri Paman Sam itu masih aman untuk diminum karena sudah melalui dua langkah proses pasteurisasi dan pengalihan atau pemusnahan susu dari sapi yang sakit.

Baca Juga: