Anggota NATO pada Selasa (4/4) bertambah setelah Finlandia resmi bergabung dengan aliansi pertahanan Atlantik utara itu. Hal ini membuat Russia berang dan melontarkan  peringatan bahwa akan ada tindakan balasan dari Kremlin atas langkah Finlandia itu.

BRUSSELS - Finlandia pada Selasa (4/4) resmi menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke-31. Bergabungnya Finlandia itu membuat berang Russia yang kemudian mengeluarkan peringatan akan ada tindakan balasan dari Kremlin.

Invasi habis-habisan Moskwa ke Ukraina tahun lalu menjungkirbalikkan lanskap keamanan Eropa dan mendorong Finlandia dan negara tetangganya Swedia, untuk menghentikan kebijakan non-blok militer selama beberapa dekade.

"Beberapa tahun yang lalu kami tidak terpikirkan bahwa Finlandia akan menjadi anggota. Sekarang mereka akan menjadi anggota penuh aliansi kami dan itu benar-benar bersejarah," kata Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg.

Menanggapi hal itu, Moskwa mengecam langkah itu dan menyebutnya sebagai serangan terhadap keamanan dan kepentingan nasional Russia. "Ini memaksa kami untuk mengambil tindakan balasan, dalam istilah taktis dan strategis," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Bergabung Finlandia dengan NATO berarti menempatkan negara itu di bawah perlindungan pasal lima aliansi soal ikrar pertahanan kolektif yang intinya menyatakan bahwa serangan terhadap satu anggota akan dianggap sebagai serangan terhadap semua negara anggota NATO.

Ini adalah jaminan yang diputuskan oleh para pemimpin Finlandia yang mereka butuhkan saat mereka menyaksikan serangan dahsyat Presiden Russia, Vladimir Putin, di Ukraina.

Militer yang Kuat

Ketika diserang oleh negara tetangga, Uni Soviet, pada 1939, Finlandia, yang memiliki perbatasan sepanjang 1.300 kilometer dengan Russia, tetap berada di luar NATO selama Perang Dingin.

Setelah jadi anggota NATO, Finlandia akan membuat kekuatan militer NATO di daratan Eropa menjadi lebih kuat. Lokasinya yang strategis mendukung pertahanan NATO di perbatasan mulai dari negara-negara Baltik yang rentan hingga Arktik yang semakin kompetitif.

NATO sendiri diciptakan sebagai penyeimbang Uni Soviet pada permulaan era Perang Dingin yang dimulai segera setelah Sekutu mengalahkan Nazi Jerman.

Saat ini anggota NATO bersikeras bahwa mereka harus fokus untuk menyediakan persenjataan dan dukungan yang dibutuhkan Ukraina untuk memenangkan perang dengan Russia. AFP/I-1

Baca Juga: