Setelah sukses menuai pujian dari berbagai pakar film dan akademisi Korea Selatan saat diputar secara khusus di National Museum of Korean Contemporary History di Seoul, Korsel, pekan lalu, film karya anak bangsa, yang disutradarai Livi Zheng berjudul "Bali: Beats of Paradise" kembali membuat heboh, saat diputar di bangunan tertinggi di Korea Selatan yaitu di Observatorium Seoul Sky, Sabtu (26/1) lalu.
Film karya sutradara Indonesia yang berbasis di Hollywood ini pun memukau pengunjung Sky Deck, atau lantai 118 di bangunan Monolit perak setinggi 555 meter tersebut. Tempat yang tercatat di Guinness World Record sebagai observatorium dengan lantai kaca tertinggi di dunia itu merupakan sebuah kesatuan dari tempat menakjubkan sekaligus menakutkan, lantaran lantainya transparan, mampu membuat jatung berdegub lebih kencang, terutama bagi yang takut pada ketinggian. Namun, semua jadi terasa lain saat pemandangan yang tidak seperti biasanya ditawarkan di sana.
Selain disuguhi indahnya kota Seoul yang dibelah oleh sungai Han melalui ketinggian itu, para pengunjung yang membayar tiket masuk berkisar 27.000 Won-50.000 Won atau sekitar Rp 345 ribu hingga 640 ribu itu juga mendapat suguhan indahnya Bali dan Gamelan Bali yang ditampilkan di film "Bali: Beats of Paradise" melalui layar raksasa di sana. Para penonton pun rela duduk di lantai dan berdiri berdesakan.
Destinasi wisata Bali tentu sudah sangat tersohor ke berbagai penjuru dunia. Bali bahkan menjadi tujuan utama turis asal Korsel di Indonesia. Tak hanya itu, pulau ini begitu kaya akan kebudayaannya, baik ragam upacara adat dan keseniannya. Salah satu seni Bali yang sering muncul sebagai pengiring ritual adat dan tari-tarian adalah gamelan. Hal inilah yang diulas dalam film bertajuk "Bali: Beats of Paradise" melalui kisah perjalanan hidup Nyoman Wenten, seniman gamelan yang tinggal di Los Angeles, Amerika Serikat bersama istrinya Nanik Wenten.
"Kisah nyata sepasang suami istri asal Indonesia yang memiliki mimpi memperkenalkan gamelan Bali di dunia internasional menjadi inti cerita. Film ini melibatkan musisi terkenal diantaranya Judith Hill, seorang penyanyi sekaligus pencipta lagu asal California partner duet Michael Jackson, dan juga melibatkan gitaris jazz Indonesia asal Bali I Wayan Balawan," ujar Livi, saat dihubungi melalui pesan singkat selular, baru-baru ini.
Sineas asal Blitar itu secara khusus juga menambahkan bahwa niatannya membuat film ini tak lepas dari keinginannya untuk semakin memperkenalkan gamelan di kancah internasional. "Film ini secara khusus mengangkat gamelan yang sebenarnya sudah dipakai menjadi musik di beberapa film Hollywood, seperti 'Avatar' dan 'Star Trek', juga game nintendo 'Super Mario Bros'," ucap Livi.
Duta Besar RI untuk Korea Selatan Umar Hadi yang juga turut berperan dalam produksi film ini juga menyebut sukacitaannya bahwa film "Bali: Beats of Paradise" dapat ditayangkan di salah satu bangunan ikonik di Korea Selatan, yang juga menjadi simbol kebesaran dan modernitas negara tersebut. yzd/S-1