Manila mengecam penggunaan kekuatan yang agresif dan ilegal yang dilakukan Beijing selama bentrokan di LTS pekan lalu antara Angkatan Laut Filipina dan Penjaga Pantai Tiongkok.

MANILA - Menteri Pertahanan Filipina pada Senin (24/6) mengatakan bahwa Tiongkok telahmenggunakan kekuatan agresif dan ilegal untuk mengganggu misi pasokan di LautTiongkokSelatan(LTS). Selain itu Menhan Filipina pun mengatakan insiden maritim pada 17 Junilaluyang melukai seorang pelaut, bukanlah kesalahpahaman atau kecelakaan.

"Kami tidak meremehkan insiden tersebut," ucap Menteri Pertahanan Gilberto Teodoro pada konferensi pers setelah ketua dewan maritim Filipina mengatakan pada tanggal 21 Juni bahwa bentrokan maritim tersebut mungkin merupakan kesalahpahaman atau kecelakaan.

Seorang pelaut Filipina menderita luka serius setelah apa yang digambarkan oleh militer Filipina sebagai serudukan berkecepatan tinggi yang disengaja oleh Penjaga Pantai Tiongkok, yang bertujuan untuk mengganggu misi pasokan pasukan yang ditempatkan di Second Thomas Shoal pada 17 Juni lalu.

Selain itu juga terpantau bahwa ada personel Penjaga Pantai Tiongkok yang membawa pisau dan tombak menjarah senjata api dan sengaja menusuk perahu karet Filipina yang terlibat dalam misi tersebut, kata militer Filipina.

Insiden ini merupakan insiden terbaru dan paling serius dalam serangkaian konfrontasi yang meningkat antara kapal-kapal Tiongkok dan Filipina dalam beberapa bulan terakhir karena Beijing meningkatkan upaya untuk mendorong klaimnya atas hampir semua jalur perairan yang strategis.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok telah membantah pendapat Filipina, dan seorang juru bicaranya mengatakan pada tanggal 20 Juni lalu bahwa tindakan yang diambil oleh penjaga pantai adalah tindakan yang sah dan profesional.

"Kami justru melihat kejadian terbaru di Ayungin bukan sebagai kesalahpahaman atau kecelakaan. Ini adalah tindakan yang disengaja oleh pejabat Tiongkok untuk mencegah kami menyelesaikan misi kami," kata Teodoro, menggunakan nama lokal untuk Second Thomas Shoal. "Itu adalah penggunaan kekuatan yang agresif dan ilegal. Namun kami terus mencari solusi damai terhadap masalah ini,"imbuh dia.

MenhanTeodoropun dalam pernyataannyamengatakan Filipina akan terus menambah pasokan pasukannya yang ditempatkan di kapal perangusangyangsengaja dikandaskandi Second Thomas Shoal, namun Filipina tidak akan mempublikasikan jadwal misi, yang menurutnya tidak memerlukan izin atau persetujuan dari siapapun.

"Kami tidak akan menyerahkan satu inci pun, bahkan satu milimeter pun dari wilayah kami kepada kekuatan asing manapun," tegas Menhan Teodoro, mengulang kembali kebijakan Presiden Ferdinand Marcos di LTS.

Tanggapan Beijing

Menanggapi pernyataanMenhanTeodoro, Kementerian Luar Negeri Tiongkokpada Seninmengatakan bahwa Filipina harus menghentikan pelanggaran dan provokasinya dan bekerja sama dengan Tiongkok untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di LTS. Mereka juga mendesak Manila untuk menghentikan pelanggaran dan menyesatkan komunitas internasional.

Sebelumnya pada Minggu (23/6),PresidenFilipina,Ferdinand MarcosJr,mengatakan bahwa Filipina tidak bermaksud memicu perang dan akan selalu berusaha menyelesaikan perselisihan secara damai. Second Thomas Shoal adalah sebuah beting yang berada di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina.

Tiongkok mengklaim hampir seluruh LTS dengan apa yang disebut sembilan garis putus-putus (nine-dash line), yang tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif negara-negara penggugat lainnya, yakni Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.

Keputusan pengadilan arbitrase pada tahun 2016, yang tidak diakui oleh Beijing, membatalkan klaim Tiongkok atas perairan strategis tersebut.ST/AFP/I-1

Baca Juga: