Presiden Marcos Jr menegaskan bahwa Filipina tak boleh tinggal diam dalam menanggapi tindakan ilegal Tiongkok di LTS.

MANILA - Presiden Ferdinand Marcos Jr pada Kamis (27/6) mengatakan bahwa Filipina perlu melakukan lebih dari sekadar memprotes tindakan ilegal Beijing di Laut Tiongkok Selatan (LTS). Pernyataan Presiden Marcos Jr itu disampaikan untuk menanggapi insiden ketika personel Penjaga Pantai Tiongkok yang menggunakan pisau, tongkat dan kapak, mengepung dan menaiki tiga kapal Angkatan Laut Filipina beberapa waktu lalu untuk menggagalkan apa yang Manila katakan sebagai misi pengiriman pasokan untuk pasukan yang bertugas di kapal perang yang sengaja dikandaskan di Second Thomas Shoal.

Insiden tersebut adalah yang terbaru dan paling serius dalam serangkaian konfrontasi yang meningkat antara kapal Tiongkok dan Filipina ketika Beijing meningkatkan upayanya untuk memaksakan klaimnya atas hampir seluruh jalur perairan yang berlokasi strategis tersebut.

"Kita telah mengajukan lebih dari seratus protes. Kita pun telah melakukan demonstrasi dalam jumlah yang sama," kata Presiden Marcos Jr kepada wartawan. "Kita harus melakukan lebih dari itu," imbuh dia, tanpa merinci langkah apa lagi yang mungkin diambil Manila.

Bentrokan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik tersebut akan benar-benar terjadi dan akan melibatkan Amerika Serikat (AS) yang terikat oleh pakta pertahanan bersama tahun 1951 yang isinya akan membantu Manila jika terjadi serangan bersenjata terhadap pasukan atau kapal mereka di wilayah Pasifik.

Manila juga telah menyampaikan kekhawatiran bahwa pasukan Tiongkok mungkin akan mengambil tindakan terhadap kapal perang BRP Sierra Madre, sebuah kapal usang yang sengaja dikandaskan di perairan dangkal tersebut pada tahun 1999 untuk menegaskan klaim Filipina atas wilayah tersebut. Saat ini sebuah garnisun kecil marinir Filipina yang ditempatkan di kapal usang itu dan mereka bergantung pada pengiriman pasokan untuk bertahan hidup.

Presiden Marcos Jr pada Kamis pun mengulangi penilaian para pembantu senior keamanannya bahwa bentrokan tanggal 17 Juni di dekat kapal perang yang sengaja dikandaskan itu bukanlah merupakan serangan bersenjata.

"Mereka tidak bersenjata. Tidak ada tembakan. Mereka tidak menodongkan senjata ke arah kami, tapi itu adalah tindakan yang disengaja untuk menghentikan orang-orang kami," kata Marcos Jr. "Jadi, meskipun tidak ada senjata yang terlibat, namun tindakan tersebut tetap merupakan tindakan yang disengaja dan pada dasarnya merupakan tindakan ilegal yang dilakukan oleh pasukan Tiongkok," imbuh dia.

Kapal Monster

Sementara itu kantor beritaRadio Free Asiapada Kamis melaporkan bahwa sebuah kapal "monster" terpantau sedang berpatroli di garis berbentuk U tempat Tiongkok mengklaim kendali atas perairan yang disengketakan di LTS.

"Kapal Penjaga Pantai Tiongkok 5901 yang dijuluki 'The Monster' karena ukurannya, telah melakukan patroli di sepanjang sembilan garis putus-putus yang dibuat Tiongkok untuk mengklaim sebagian besar LTS," kata para ahli maritim.

Menurut Ray Powell, direktur proyek SeaLight di Universitas Stanford, patroli kapal Penjaga Pantai Tiongkok tersebut tidak hanya bertujuan untuk menegaskan kembali sembilan garis putus-putus Tiongkok, tetapi juga mengirimkan pesan peringatan ke Filipina ketika melewati enam lokasi sensitif di Filipina.

Juru bicara Penjaga Pantai Filipina, Jay Tarriela, sebelumnya telah mengkonfirmasi keberadaan kapal Penjaga Pantai Tiongkok 5901 di wilayah perairan Filipina. "CCG 5901 secara langsung telah melanggar batas wilayah perairan Filipina dan melanggar kedaulatan kami," ucap Tarriela.AFP/RFA/I-1

Baca Juga: