Penjaga Pantai Filipina mengerahkan kapalnya untuk berpatroli dekat Sabina Shoal setelah menduga Tiongkok melakukan reklamasi di pulau atol di LTS itu.
MANILA - Filipina pada Sabtu (11/5) mengatakan bahwa mereka telah mengerahkan kapal ke wilayah sengketa di Laut Tiongkok Selatan (LTS), di mana Filipina menuduh Tiongkok telah membangun pulau buatan dalam konflik maritim yang semakin meningkat.
"Penjaga Pantai Filipina mengirim sebuah kapal untuk memantau aktivitas ilegal Tiongkok yang membangun pulau buatan," kata kantor Presiden Ferdinand Marcos Jr dalam sebuah pernyataan. "Dua kapal lainnya sedang ditempatkan secara bergilir di wilayah tersebut," imbuh kantor itu.
Juru bicara Penjaga Pantai Filipina, Jay Tarriela, mengatakan di sebuah forum bahwa telah terjadi reklamasi skala kecil di Sabina Shoal, yang oleh Manila disebut Escoda, dan bahwa Tiongkok adalah pihak yang paling mungkin melakukan reklamasi.
Kedutaan Besar Tiongkok di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Filipina, yang dapat memperdalam keretakan bilateral.
Penasihat Keamanan Nasional Filipina pada 10 Mei lalu menyerukan pengusiran diplomat Tiongkok atas dugaan kebocoran percakapan telepon dengan seorang laksamana Filipina mengenai sengketa maritim.
Tiongkok telah melakukan reklamasi lahan secara besar-besaran di beberapa pulau di LTS, membangun fasilitas angkatan udara dan militer lainnya, sehingga menimbulkan kekhawatiran di Amerika Serikat (AS) dan kawasan sekitarnya.
"Sebuah kapal Filipina telah berlabuh di Sabina Shoal untuk menangkap dan mendokumentasikan pembuangan karang yang hancur di atas gundukan pasir," kata Komodor Tarriela, seraya mengatakan bahwa kehadiran puluhan kapal Tiongkok yang mengkhawatirkan, termasuk kapal penelitian dan angkatan laut.
Komodor Tarriela mengatakan kehadiran kapal-kapal Tiongkok di pulau karang yang berjarak 200 kilometer dari Provinsi Palawan, Filipina, bertepatan dengan ditemukannya tumpukan karang mati dan hancur oleh penjaga pantai.
Penjaga Pantai Filipina rencananya akan membawa ilmuwan kelautan ke daerah tersebut untuk menentukan apakah tumpukan karang tersebut merupakan kejadian alami atau disebabkan oleh campur tangan manusia, kata dia.
Tarriela menambahkan bahwa penjaga pantai bermaksud untuk memiliki kehadiran jangka panjang di Sabina Shoal, sebuah titik pertemuan bagi kapal-kapal Filipina yang melakukan misi pasokan untuk pasukan Filipina yang ditempatkan di kapal perang yang sengaja dikandaskan di Second Thomas Shoal, tempat Manila dan Tiongkok sering mengalami perselisihan maritim.
Pengusiran
Sementara itu Komando Armada Wilayah Selatan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok pada Jumat (10/5), mengatakan bahwa mereka telah mengamati dengan cermat dan mengusir sebuah kapal perusak milik AS, USS Halsey, yang memasuki wilayah perairan Kepulauan Paracel di LTS.
"Tindakan AS tersebut sangat melanggar kedaulatan dan keamanan Tiongkok," kata militer Tiongkok. "Hal itu adalah satu lagi bukti kuat hegemoni navigasi dan militerisasi di LTS," kata mereka, seraya menambahkan bahwa pasukan Tiongkok akan tetap waspada dan menjaga keamanan nasional.
Angkatan Laut AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kapal perusak tersebut sedang dalam misi menegaskan hak dan kebebasan bernavigasi di LTS dekat Kepulauan Paracel sesuai dengan hukum internasional.
USS Halsey keluar dari wilayah tersebut setelah operasinya dan melanjutkan perjalanannya di LTS, kata pernyataan itu. AFP/ST/I-1