Filipina dan AS pekan depan akan kembali menggelar latihan militer gabungan Balikatan di wilayah maritimnya yang menghadap Taiwan dan LTS.

MANILA - Pasukan Filipina dan Amerika Serikat (AS) akan melakukan simulasi perebutan kembali pulau-pulau yang diduduki musuh dalam latihan militer gabungan yang dimulai pekan depan di wilayah yang menghadap Taiwan dan Laut Tiongkok Selatan (LTS) seiring dengan langkah Manila yang mengalihkan fokusnya ke pertahanan eksternal.

Latihan militer gabungan tahunan Balikatan yang akan berlangsung dari tanggal 22 April hingga 10 Mei, akan melibatkan 16.700 tentara yang akan berlatih di bidang keamanan maritim, pertahanan udara dan misil, serangan misil dinamis, pertahanan dunia maya, dan pertahanan siber serta operasi informasi.

"Ini akan menjadi pertama kalinya latihan maritim dilakukan di luar wilayah perairan Filipina," kata Kolonel Angkatan Darat Filipina, Michael Logico, yang mengawasi latihan tersebut.

Ditujukan untuk meningkatkan interoperabilitas antara militer kedua negara, latihan gabungan Balikatan ini dilakukan dengan latar belakang perilaku agresif Tiongkok baru-baru ini di LTS dan Selat Taiwan, yang merupakan titik nyala ketegangan Tiongkok dan AS.

Kolonel Logico mengatakan pasukan AS dan rekan-rekan mereka di Manila akan melakukan simulasi perebutan kembali pulau-pulau yang diduduki oleh pasukan musuh di pulau-pulau paling utara negara itu, dekat Taiwan dan di Provinsi Palawan yang menghadap ke LTS.

Sebuah kontingen kecil pasukan Prancis akan bergabung dalam latihan tahun 2024 ini untuk pertama kalinya sejak latihan tahunan dimulai pada tahun 1991, dengan mengerahkan sebuah kapal fregat yang akan berlayar bersama dengan kapal Angkatan Laut Filipina dan AS di zona ekonomi eksklusif Manila di LTS.

"Sekitar 14 negara juga akan bergabung sebagai pengamat, termasuk Jepang, India, dan negara-negara di Asean dan Uni Eropa," kata Kolonel Logico.

Seperti pada tahun 2023, latihan militer gabungan Balikatan pekan depan akan berupaya menenggelamkan kapal perang musuh tiruan di kota utara Laoag di Provinsi Ilocos.

Upayakan Perdamaian

Sementara itu Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, mengatakan bahwa negaranya berharap negara-negara pengklaim di LTS dapat menyelesaikan perselisihan di wilayah perairan sengketa ini secara damai, dan menambahkan bahwa negara-negara Asean mungkin berbeda dalam pendekatannya terhadap masalah ini namun tetap bersatu dalam mengupayakan perdamaian di kawasan tersebut.

Hal ini disampaikannya pada konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Filipina, Menlu Enrique Manalo, selama kunjungan empat hari ke Filipina yang dimulai pada Senin (15/4), menandai peringatan 55 tahun hubungan diplomatik pada tahun 2024.

Ketika ditanya oleh seorang wartawan tentang perlunya suara Asean yang bersatu mengenai masalah LTS, Menlu Balakrishnan mengatakan negara-negara anggota mengupayakan perdamaian dan stabilitas di salah satu jalur perairan tersibuk di dunia.

Meskipun tidak semua negara Asean merupakan penggugat di LTS, hal ini tidak berarti Asean secara keseluruhan tidak mempunyai kepentingan dalam sengketa yang terjadi, kata dia.

"Asean bersatu dalam artian tidak ada satu negara pun di Asean yang ingin menjadi proksi, atau negara bawahan dari kekuatan apa pun. Jadi, kita harus mampu menghadapi keberagaman ini, baik secara internal maupun keberagaman pendekatan kita secara eksternal, namun tetap menyadari bahwa kita ingin menjaga persatuan, kohesi, dan sentralitas Asean," ucap dia. ST/I-1

Baca Juga: