Filipina saat ini sedang berpacu dengan waktu untuk menghentikan kemungkinan pengambilalihan oleh Tiongkok atas kepulauan yang disengketakan.
MANILA - Tekanan semakin meningkat bagi Filipina untuk segera mengganti kapal yang ditariknya dari sebuah beting yang diperebutkan di Laut Tiongkok Selatan (LTS) atau menghadapi risiko kehilangan wilayah strategis dalam sengketa maritim dengan Tiongkok.
Para analis geopolitik memperingatkan bahwa Tiongkok dapat mengambil alih Sabina Shoal, setelah Filipina pada tanggal 15 September terpaksa menarik kapal penjaga pantai BRP Teresa Magbanua dari perairannya setelah pertikaian selama lima bulan.
Filipina telah mengatakan pihaknya berencana untuk mengirim kapal pengganti, tetapi belum memberikan rinciannya saat ini.
Analis politik Robin Garcia mengatakan bahwa jika Manila tidak bertindak cepat, hal ini dapat menyebabkan terulangnya kejadian di Scarborough Shoal pada tahun 2012.
Kebuntuan yang menegangkan antara kedua negara kemudian menyebabkan Filipina menarik kapal-kapalnya dan Tiongkok menguasai beting itu, yang secara tradisional menjadi daerah penangkapan ikan bagi banyak negara, termasuk warga Filipina dan Tiongkok.
"Rasanya seperti Scarborough Shoal yang terulang lagi. Saya harap kita sudah belajar dari kesalahan kita," kata Garcia, yang mengepalai firma urusan publik WR Numero yang berpusat di Manila. "Saya berharap pemerintah Filipina dapat segera melakukan sesuatu, karena Tiongkok telah menunjukkan bahwa jika ada peluang untuk menguasai wilayah yang penting bagi mereka, mereka akan melakukannya," imbuh dia.
Manila telah menambatkan Teresa Magbanua, salah satu kapal penjaga pantai terbesar dan termodernnya, di Sabina Shoal pada bulan April dalam upaya untuk menghentikan apa yang diduga sebagai upaya Beijing untuk membangun pulau buatan di sana.
Terumbu karang itu saat ini telah menjadi titik konfrontasi baru dalam sengketa LTS, dengan Manila menuduh Beijing dalam lima bulan terakhir menabrakkan dan menembakkan meriam air ke kapal Filipina di dekat Sabina Shoal, serta melepaskan suar ke pesawat yang berpatroli di daerah tersebut.
Teresa Magbanua terpaksa bertahan di beting dengan lubang menganga di lambungnya sejak bertabrakan dengan kapal Penjaga Pantai Tiongkok pada akhir Agustus lalu. Semuanya mencapai puncaknya pada akhir pekan ketika Penjaga Pantai Filipina (PCG) memutuskan untuk membawa Teresa Magbanua kembali ke pantai setelah cuaca buruk dan persediaan menipis serta adaempat awak kapal membutuhkan perawatan medis segera karena dehidrasi.
"Namun jangan salah mengartikan bahwa Manila menyerah terhadap Sabina Shoal," kata juru bicara PCG, Jay Tarriela, dalam jumpa pers pada Senin (16/9). "Tidak benar jika dikatakan bahwa kami kehilangan wilayah di Sabina Shoal. Kami tidak kehilangan apapun. Kami tidak meninggalkan apapun," kata Tarriela.
Tarriela juga menegaskan bahwa misi Teresa Magbanua tetap berhasil karena telah menghalangi Tiongkok untuk melanjutkan dugaan kegiatan reklamasi lahan skala kecil di wilayah tersebut antara April dan pertengahan September.
Lumpuhkan PCG
Kembalinya kapal Filipina ke pelabuhan di Palawan juga terjadi beberapa hari setelah diplomat Filipina dan Tiongkok bertemu di Beijing untuk membahas cara meredakan ketegangan di Sabina Shoal. Namun Tarriela mengatakan tindakan PCG sama sekali tidak terkait dengan pembicaraan, yang secara resmi disebut mekanisme konsultasi bilateral itu.
Manila akan kehilangan banyak hal jika Beijing menguasai Sabina Shoal, sebuah atol kaya sumber daya yang terletak hanya 150 kilometer dari pulau paling barat Filipina, Palawan, jauh di dalam zona ekonomi eksklusif negara tersebut. Tempat ini juga berfungsi sebagai titik pertemuan bagi kapal-kapal yang membawa perbekalan untuk pasukan yang ditempatkan di kapal perang yang terdampar di Second Thomas Shoal, yang juga diklaim oleh kedua negara.
Pakar keamanan maritim Collin Koh dari S Rajaratnam School of International Studies di Singapura mengatakan penarikan pasukan dari Sabina Shoal telah melumpuhkan PCG di saat ketegangan dengan Beijing meningkat.
Selain BRP Teresa Magbanua, Filipina hanya memiliki dua kapal patroli lain yang mampu ditempatkan dalam jangka panjang di perairan yang disengketakan tersebut. Namun Tarrielameredakan kekhawatiran bahwa Filipina akan kehilangan akses ke Sabina Shoal. Ia mengatakan bahwa tidak seperti Scarborough Shoal, yang memiliki laguna dengan satu pintu masuk, Sabina jauh lebih besar dengan luas 137 kilometer persegi dan memiliki beberapa titik masuk. Ia mengatakan ini berarti bahwa PCG masih akan dapat mengirim kapal ke beting tersebut dan bahwa tidak mungkin bagi Tiongkok untuk sepenuhnya menutup perairan ini. ST/I-1