Patroli bersama Filipina dengan Amerika Serikat (AS) di Laut Tiongkok Selatan (LTS) merupakan hak Manila, dan Filipina akan terus mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Hal itu ditegaskan oleh penasihat keamanan nasional Filipina pada Jumat (24/11).

MANILA - Patroli bersama Filipina dengan Amerika Serikat (AS) di Laut Tiongkok Selatan (LTS) merupakan hak Manila, dan Filipina akan terus mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Hal itu ditegaskan oleh penasihat keamanan nasional Filipina pada Jumat (24/11).

Penegasan ini dilontarkan setelah ada pernyataan dari Tiongkok yang menyatakan bahwa Filipina telah meminta "pasukan asing" untuk berpatroli udara dan maritim di LTS, kata Penasihat Keamanan Nasional Filipina, Eduardo Ano.

"Filipina tidak ingin menimbulkan masalah," kata Menteri Pertahanan Gilberto Teodoro kepada wartawan. "Kepentingan kami adalah untuk melindungi hak-hak kami," tegas dia seraya mengatakan akan ada beberapa kali patroli gabungan di masa mendatang.

Sekutu perjanjian tersebut melakukan patroli bersama dari Selasa (21/11) hingga Kamis (23/11) di perairan dekat Taiwan dan LTS dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Manila, sehingga meningkatkan ketegangan lebih lanjut dengan Tiongkok.

Tiongkok mengklaim sebagian besar LTS berdasarkan sembilan garis putus-putus (nine-dash line) yang membentang sejauh 1.500 kilometer di selatan daratannya, memotong ZEE negara penggugat lainnya yaitu Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Vietnam.

Keputusan arbitrase tahun 2016 membatalkan klaim Tiongkok tersebut, namun Beijing tidak mengakui keputusan pengadilan itu.

Siaga Tinggi

Sementara itu kantor beritaAnadolupada Jumat melaporkan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) tetap berada dalam status siaga tinggi di LTS ketika patroli bersama AS-Filipina akan mencapai puncaknya pada Kamis, menurut laporan media pemerintah Tiongkok.

"Kapal fregat Komando Armada Wilayah Selatan PLA, Yuncheng, telah melakukan patroli rutin di LTS sejak Selasa lalu, ketika Filipina mengerahkan pasukan di luar wilayah tersebut, mengadakan patroli dan menimbulkan masalah di wilayah tersebut," kata juru bicara komando tersebut seperti dilaporkan oleh kantor beritaGlobal Timespada Kamis.

Pasukan komando bersiaga tinggi untuk secara tegas menjaga kedaulatan, keamanan, dan kepentingan maritim nasional, imbuh dia, seraya mengatakan bahwa patroli bersama seperti itu akan menimbulkan masalah, memperburuk situasi, merusak perdamaian dan stabilitas regional, serta melanggar semangat Deklarasi Perilaku Para Pihak (DoC) di LTS.

DoC adalah perjanjian perilaku di LTS yang ditandatangani oleh Asean dan Tiongkok pada November 2002 lalu yang menandai pertama kalinya Tiongkok menerima perjanjian multilateral mengenai masalah ini.

Patroli tersebut dilaksanakan hanya beberapa hari setelah Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, menyebut situasi di LTS semakin mengerikan dibandingkan sebelumnya.

Sementara menurut Armada ke-7 AS, patroli bersama itu merupakan bagian dari interaksi rutin AS dengan sekutu dan mitranya dalam menjaga kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Rtr/Anadolu/I-1

Baca Juga: