Australia dan Filipina pada Sabtu (25/11) mengumumkan dimulainya patroli udara dan laut bersama di wilayah Asia tenggara, saat kedua negara berupaya memperdalam kerja sama pertahanan untuk melawan ketegasan Tiongkok di wilayah tersebut.

MANILA - Australia dan Filipina pada Sabtu (25/11) mengumumkan dimulainya patroli udara dan laut bersama di wilayah Asia tenggara, saat kedua negara berupaya memperdalam kerja sama pertahanan untuk melawan ketegasan Tiongkok di wilayah tersebut.

Kegiatan kerja sama maritim ini terjadi beberapa hari setelah Amerika Serikat (AS) mengadakan latihan serupa dengan Filipina di Laut Tiongkok Selatan (LTS), yang hampir seluruhnya diklaim oleh Beijing.

Dalam pernyataan bersama, kepala pertahanan Australia dan Filipina mengatakan patroli tiga hari tersebut menunjukkan komitmen bersama untuk melaksanakan kebebasan bernavigasi dan penerbangan sesuai dengan hukum internasional.

Filipina akan mengerahkan dua kapal angkatan laut dan lima pesawat pengintai untuk bergabung dengan kapal perang HMAS Toowoomba milik Australia dan sebuah pesawat pengintai maritim P-8A.

"Patroli maritim akan diadakan di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina," kata juru bicara pertahanan Filipina, Arsenio Andolong.

Kemitraan Strategis

Pada September lalu, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, dan Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, menandatangani kemitraan strategis yang memungkinkan perluasan kerja sama di beberapa bidang mulai dari pertahanan dan keamanan hingga perubahan iklim dan pendidikan.

Presiden Marcos Jr mengatakan pada Sabtu bahwa patroli gabungan tersebut merupakan wujud praktis dari pertumbuhan dan pendalaman kemitraan strategis dan pertahanan antara kedua negara.

"Kami berupaya meningkatkan interoperabilitas bilateral dalam keamanan maritim dan kesadaran domain," tulis Presiden Marcos Jr di platform media sosialX.

Patroli Filipina bersama AS dan Australia yang telah lama dinantikan, dilaksanakan menyusul meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Manila terkait sengketa wilayah di LTS.

Klaim luas Beijing atas jalur air tersebut mendekati pantai negara lain, lebih dari seribu kilometer dari daratan utama Tiongkok yang terdekat. Tiongkok mengabaikan keputusan pengadilan internasional yang menyatakan klaim mereka tidak memiliki dasar hukum.

Tiongkok pun mengerahkan kapal-kapal untuk berpatroli di laut dan membangun pulau-pulau buatan yang telah dimiliterisasi untuk memperkuat klaimnya.

Presiden Marcos Jr pada Minggu (19/11) lalu memperingatkan bahwa militer Tiongkok mulai menunjukkan minat untuk membangun pangkalan di terumbu karang yang lebih dekat ke garis pantai Filipina.AFP/I-1

Baca Juga: