Berbicara di sela-sela sidang kongres, Wamenlu Filipina menyatakan bahwa Manila di masa depan akan mengevaluasi kesepakatan sementara dengan Tiongkok di LTS.
MANILA - Perjanjian sementara antara Manila dan Beijing mengenai misi pengiriman pasokan ke pasukan Filipina di perairan dangkal Laut Tiongkok Selatan (LTS), tempat terjadinya banyak bentrokan antara keduanya, mungkin akan ditinjau di masa depan, kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Filipina pada Selasa (13/8).
Pernyataan itu muncul ketika ketegangan meningkat dalam sepekan terakhir antara kedua negara di Scarborough Shoal yang disengketakan, dimana dalam insiden terbaru, Manila mengatakan pesawat Tiongkok telah menjatuhkan suar di jalur terbang pesawat militernya.
Pada Juli lalu, kedua negara mencapai kesepakatan setelah beberapa kali perselisihan di Second Thomas Shoal, di mana Filipina pada tahun 1999 dengan sengaja mengkandaskan kapal angkatan laut dan mempertahankan kontingen kecil pasukannya untuk menegaskan klaim kedaulatannya.
Pengaturan ini hanya mencakup misi pasokan di Second Thomas Shoal dan tidak mencakup wilayah lain yang disengketakan di LTS.
Wakil Menteri Luar Negeri Filipina, Maria Theresa Lazaro, mengatakan kesepahaman dengan Tiongkok tidak mengkompromikan posisi negaranya di LTS dan kesepakatan tersebut mungkin akan dievaluasi kembali jika diperlukan.
"Tinjauannya akan dievaluasi di masa yang akan datang. Kapan hal ini akan terjadi masih akan dibahas lebih lanjut," kata Lazaro di sela-sela sidang kongres.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Filipina, Enrique Manalo, mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Filipina akan menghormati perjanjian sementara dan mengharapkan Tiongkok melakukan hal yang sama.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa bahwa militernya telah mengambil tindakan yang diperlukan dan menuduh Filipina telah melanggar kedaulatan Tiongkok.
Filipina berhasil menyelesaikan misi pasokannya tanpa hambatan pada 27 Juli lalu setelah kesepakatan dengan Tiongkok. Namun, situasi di sekitar Scarborough Shoal di LTS, salah satu lokasi yang paling diperebutkan di Asia, masih penuh tantangan.
Scarborough Shoal, daerah penangkapan ikan utama dengan laguna yang menjadi tempat berlindung bagi kapal saat terjadi badai, terletak di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina namun diduduki oleh Tiongkok selama lebih dari satu dekade.
Angkatan Laut Filipina mengatakan pada Selasa bahwa tindakan Angkatan Udara Tiongkok pekan lalu atas perairan dangkal yang disengketakan adalah sebuah aksi pemaksaan, agresif, dan menipu.
Desakan Beijing
Sementara itu Tiongkok telah mendesak Filipina untuk menghentikan aktivitas pelanggaran dan provokasi di wilayah Huangyan Dao (Scarborough Shoal) di LTS.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, dalam konferensi pers reguler di Beijing pada Selasa mengatakan tindakan pelanggaran seperti itu harus dihentikan.
"Tiongkok akan terus bertindak tegas sesuai dengan hukum untuk secara tegas menjaga kedaulatan wilayah serta hak dan kepentingan maritim negara kita," kata dia.
Lin Jian juga mengatakan Huangyan Dao selalu menjadi wilayah Tiongkok dan Beijing memiliki kedaulatan yang tidak dapat disangkal atas Huangyan Dao serta wilayah udara dan perairan yang berdekatan dengannya.
Dia kemudian mengatakan bahwa pada tanggal 7 dan 8 Agustus, pesawat militer Filipina telah dua kali menyusup ke wilayah udara Huangyan Dao, yang melanggar kedaulatan Tiongkok dan melanggar hukum dan norma internasional yang mengatur hubungan internasional. ST/WENews/I-1