JAKARTA - Guna menangani dan mengatasi kekerdilan (stunting) fasilitas kesehatan di setiap pos pelayanan terpadu (posyandu) meski makin dilengkapi agar tambah sempurna. "Pemprov DKI harus lebih serius melengkapi fasilitas kesehatan di setiap posyandu agar penanganan kekerdilan tepat sasaran dan sesuai harapan," ujar Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Iman Satria, Jumat (9/6).

"Banyak fasilitas yang kurang seperti alat ukur bayi dan alat timbang di setiap posyandu," jelasnya. Iman mengatakan kurangnya fasilitas ditemukan berdasarkan beberapa laporan masyarakat. Karena kekurangan fasilitas tersebut, katanya, maka pendeteksian kekerdilan di beberapa wilayah DKI Jakarta menjadi kurang maksimal.

Tidak hanya di tingkat posyandu, Iman juga melihat kekurangan fasilitas tersebut juga ditemukan di beberapa puskesmas Jakarta. Namun, saat ditanya di mana saja lokasi fasilitas kesehatan tersebut, Iman tidak dapat menjelaskan dengan rinci. Dengan adanya temuan tersebut, Iman berharap Pemprov DKI Jakarta tidak hanya fokus dalam program pemberian gizi. Mereka juga harus fokus melengkapi fasilitas kesehatan guna mengantisipasi stunting.

Sebelumnya, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, angka prevalensi kerdil di DKI Jakarta turun menjadi 14,8 persen. "Prevalensi stunting DKI Jakarta turun menjadi 14,8 persen. Ini sesuai target 2024 secara nasional," ujar Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, dalam acara sosialisasi Cegah Kerdil di Jakarta, awal Februari.

Dia melihat DKI Jakarta menjadi best practice (pembelajaran praktik baik) dalam upaya percepatan penurunan kekerdilan. Bila melihat data terbaru dalam SSGI pada 2022, angka kerdil Jakarta turun dua persen dari 16,8 persen pada 2021, menjadi 14,8 tahun lalu.

Kini, prevalensi kerdil tertinggi berada di Kepulauan Seribu. Angka prevalensinya 20,5 persen, sedangkan di Jakarta Utara 18,5 persen. Dengan demikian, untuk mengentaskankerdil perlu kerja keras semua pihak dan lembaga secara bergotong-royong dari hulu.

"Badan Pusat Statistik menyatakan jumlah balita di Jakarta ada sekitar 790 ribu, sedangkan prevalensi kerdilnya 14,8 persen atau sekitar 116 ribu balita," jelas Hasto.

Baca Juga: