TANGERANG - Fasilitas kesehatan (faskes) Kota Tangerang siap menghadapi jika kasus cacar monyet (Mpox) merebak. "Fasilitas kesehatan telah siap untuk menangani kasus Mpox atau cacar monyet," tutur Kepala Dinas Kesehatan Tangerang, dr Dini Anggraeni, Minggu (1/9).
Dia siap melaksanakan tracing apabila dalam satu rumah terdapat yang terinfeksi Mpox agar tidak menular. Dia menjelaskan penyebaran kasus Mpox melalui kontak erat secara langsung maupun tidak langsung seperti kontak fisik termasuk hubungan seksual. Kemudian penularannya tidak langsung seperti melalui benda-benda.
Tetapi jika sudah terinfeksi atau terpapar, maka kontak erat harus dicari. Nanti, setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, maka akan dapat dilakukan tindak lanjutnya.
"Di Kota Tangerang hingga kini tidak ditemukan kasus positif Mpox. Meski demikian, masyarakat tetap diminta untuk waspada dan terus menerapkan PHBS," ujarnya.
Dini mengimbau masyarakat Kota Tangerang tetap menerapkan PHBS, sehingga pencegahan dapat dimulai dari sendiri.
"Paling utama kita mencegah, sehingga tidak terjadi penularan.
Bahkan memutus penularan agar tidak menyebar," tandasnya. Maka, PHBS menjadi salah satu kunci utama dalam upaya pencegahan.
Bandara Antisipasi
Sementara itu, PT Angkasa Pura II (Persero), selaku pengelola utama Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), kembali menerapkan standar protokol kesehatan. Bandara memasang alat deteksi suhu tubuh (thermal scanner) untuk mencegah virus MonkeyPox (Mpox).
Senior Manager of Branch Communication & Legal Bandara Soekarno-Hatta, M Holik Muardi, menyampaikan pemasangan thermal scanner sebagai langkah antisipai peningkatan kasus Mpox dari otoritas bandara.
"Kami telah mengimplementasikan berbagai langkah proaktif untuk mencegah penyebaran virus monkeypox di Bandara Soekarno-Hatta," jelas Holik.
Dia bekerja sama erat dengan Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) dan berbagai pihak terkait. Tujuannya, memastikan bahwa setiap penumpang yang memasuki Indonesia telah melalui proses screening yang komprehensif. Ini sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan.
Holik menyebut, dengan mengedepankan kesehatan dan keselamatan penumpang serta personel bandara, langkah-langkah pencegahan telah diperkuat.
Fokusnya, deteksi dini, penanganan yang tepat, dan penyediaan fasilitas yang memadai.
"Untuk menghadapi ancaman penyebaran Mpox, Bandara Soekarno-Hatta telah melakukan berbagai langkah kolaboratif dengan berbagai instansi terkait," jelas Holik.
Kerja sama ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap potensi kasus monkeypox dapat dideteksi dan ditangani dengan cepat.
Koordinasi yang intensif antara bandara dan stakeholder lainnya memastikan protokol penanganan yang komprehensif. Hal ini mulai dari deteksi dini hingga penanganan medis lanjutan.
Salah satu langkah yang dilakukan, ketika ditemukan suspect monkeypox di area kedatangan internasional, langsung dipisahkan dengan penumpang lain.
"Penumpang yang diduga terinfeksi monkeypox akan langsung diarahkan ke ruang isolasi sementara yang telah disiapkan khusus di bandara," jelasnya. Di ruang isolasi ini, penumpang akan menjalani pemeriksaan medis lanjutan oleh tim kesehatan yang selalu siaga 24 jam.
Jika penumpang tersebut terkonfirmasi memiliki gejala yang sesuai dengan monkeypox, segera dirujuk," paparnya.
Bandara Soekarno-Hatta juga telah membuat posko monkeypox untuk meningkatkan kesiagaan dan memberikan dukungan langsung dalam pencegahan dan penanganan kasus.
Selain itu, fasilitas pendukung telah ditambah dengan pemasangan thermal scanner di area kedatangan internasional Terminal 2 dan Terminal 3.
Thermal scanner ini berfungsi untuk mendeteksi suhu tubuh penumpang secara real-time. Ini sebagai salah satu upaya awal mengidentifikasi gejala-gejala yang terkait dengan monkeypox.
Saat ini, terdapat 2 unit thermal scanner di Terminal 2. Lalu, 4 unit di Terminal 3. Semua ditempatkan di lokasi yang strategis untuk memastikan semua penumpang internasional melewati pemeriksaan suhu tubuh, sebelum melanjutkan proses kedatangan. wid/Ant/G-1