JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperkirakan kehilangan momentum penguatannya dalam beberapa waktu ke depan. Bahkan, kurs rupiah berpotensi terus melaju di atas level 14.200 rupiah per dollar AS.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin di Jakarta, awal pekan ini, mengatakan, tekanan masih dialami rupiah di mana hal yang sama juga terjadi dengan mata uang utama dunia lainnya. "Kenaikan yield obligasi AS menjadi pemicu penguatan dollar selama pekan kemarin mencapai 1,2 persen," ujar Nanang.

Hal tersebut, lanjut Nanang, memberi dorongan tersendiri bagi dollar bahwa proses pemulihan ekonomi AS lebih cepat dibandingkan negara maju lainnya. Stimulus fiskal AS senilai 1,9 triliun dollar AS telah diloloskan oleh Senat.

Menurut Nanang, kini rupiah cukup sulit untuk kembali bergerak di bawah 14.200 rupiah per dollar AS. Saat ini potensi terdekat rupiah adalah untuk mengejar area resistance 14.400 rupiah dan 14.450 rupiah, serta yang paling krusial 14.500 rupiah. Sedangkan untuk support di 14.310 rupiah dan 14.250 rupiah.

"Untuk dalam negeri belum ada faktor penting yang menjadi perhatian, karena faktor eksternal cukup deras perhatian yakni laju inflasi AS," kata Nanang.

Seperti diketahui, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (8/3), ditutup melemah 60 poin atau 0,42 persen dari akhir pekan lalu menjadi 14.360 rupiah per dollar AS.

Baca Juga: