Penggunaan masker dalam jangka waktu lama membuat tidak nyaman saat bernapas, namun hal itu mutlak harus dilakukan di tengah pandemik.

JAKARTA - Penggunaan face shield (pelindung wajah) tanpa masker tidak akan memberikan perlindungan maksimal dalam mencegah penularan virus Covid-19. Apalagi virus korona itu bisa bertahan di udara dalam bentuk microdroplet yang mudah terhirup manusia yang tidak menggunakan masker.

"Karena kita tahu ada microdroplet. Dia akan mengambang di udara. Droplet memang kita bisa lindungi untuk ukuran yang besar. Dengan menggunakam face shield. Oleh karena itu, kami tetap menyarankan pada saudara-saudara sekalian gunakan masker," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Korona, Achmad Yurianto, di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (12/7).

"Lebih baik kalau memang, kalau bisa ditambah dengan face shield, tetapi kalau menggunakan face shield saja tanpa masker tidak akan memberikan perlindungan maksimal," ucap dia.

Ia memahami, penggunaan masker dalam jangka waktu lama membuat tidak nyaman saat bernapas. Namun, kata Yurianto, hal itu mutlak harus dilakukan di tengah pandemi. Untuk itu, ia meminta masyarakat memilih masker yang nyaman digunakan agar tak mengganggu saat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

"Oleh karena itu, pilihlah masker yang nyaman. Masker yang masih memberikan ruang di antara masker dan lubang hidung ada ruang sehingga kita bisa bernapas dengan baik," kata dia.

Yuri meminta masyarakat menggunakan masker secara benar dan tidak menurunkannya ke dagu. Menurut Yuri, menurunkan masker ke dagu justru dapat mencemari bagian dalam masker dengan penyakit yang mungkin menempel di dagu.

Yuri menyebut, jika memang terpaksa melepas masker seperti saat akan makan atau berbicara di sebuah forum, hendaknya masker benar-benar dilepas dan bukan menurunkannya ke dagu. Namun demikian, masker yang dilepas tetap harus dijaga bagian dalamnya supaya tidak tercemar penyakit.

"Kalau memang terpaksa harus melepas masker, lepas. Jangan disangkutkan di dagu karena droplet kita atau kuman penyakit yang ada di luar yang mungkin nempel di dagu akan pindah ke bagian dalam dari masker kita," ujar Yuri.

Jatim Tertinggi

Terkait dengan perkembangan penularan Covid-19, Yuri mengatakan penularan virus Covid-19 masih terus terjadi. Pada Minggu (12/7) sore, penambahan kasus baru mencapai 1.681 orang. Dengan demikian, total pasien Covid-19 hingga 12 Juli mencapai 75.699 orang.

"Jawa Timur melaporkan 518 kasus baru dan 207 sembuh, DKI Jakarta melaporkan 404 kasus baru dan 160 sembuh, Sulawesi Selatan 173 kasus baru dan 107 sembuh, Kalimantan Selatan 77 kasus baru 107 sembuh, Jawa Tengah 70 kasus baru dan 30 kasus sembuh," kata Yuri.

Dalam periode yang sama, ada penambahan 919 pasien Covid-19 yang sembuh. Para pasien itu dinyatakan sembuh setelah diperiksa dengan metode polymerase chain reaction (PCR) dan memperlihatkan hasil negatif virus korona. Dengan demikian, total ada 35.638 pasien Covid-19 yang kini tak lagi terinfeksi virus korona.

Ia juga menyatakan terdapat 71 pasien Covid-19 yang meninggal dunia pada Minggu sore. Dengan demikian, total pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia hingga 12 Juli mencapai 3.606 orang. "Kasus meninggal bertambah 71. Dengan demikian, total yang meninggal dunia mencapai 3.606 orang," kata Yuri. n jon/P-4

Baca Juga: