MOSKOW - Hampir 20 juta anak di seluruh Uni Eropa, tahun lalu, berisiko mengalami kemiskinan atau pengecualian sosial, yang mencakup sekitar seperempat dari semua anak di blok tersebut, kata badan statistik Eropa, Eurostat, pada Jumat (19/7).
"Pada tahun 2023, hampir 20 juta anak di Uni Eropa berisiko mengalami kemiskinan atau pengecualian sosial (marginalisasi sosial)," demikian pernyataan lembaga statistik tersebut.
"Angka ini mewakili 24,8 persen dari anak-anak di bawah usia 18 tahun, yang relatif tetap stabil dibandingkan dengan 2022, dengan hanya sedikit peningkatan sebesar 0,1 poin persentase (pp)," kata Eurostat.
Di antara negara-negara Uni Eropa, proporsi anak yang berisiko mengalami kemiskinan atau pengecualian sosial tertinggi dilaporkan di Rumania sebesar 39 persen, Spanyol sebesar 34,5 persen, dan Bulgaria sebesar 33,9 persen, kata Eurostat.
Sebaliknya, Slovenia menempati urutan teratas negara di mana anak-anak paling sedikit berisiko mengalami kemiskinan dengan 10,7 persen diikuti oleh Finlandia dengan 13,8 persen dan Belanda dengan 14,3 persen.
Risiko kemiskinan atau pengecualian sosial di Uni Eropa dihitung menggunakan indeks risiko jatuh ke dalam kemiskinan.
Indeks ini juga mencakup sejumlah parameter pengukuran antara lain memiliki orang tua yang menganggur serta memenuhi 13 kriteria kekurangan materi, termasuk ketidakmampuan untuk membayar perumahan, utilitas, pemanas, rekreasi, dan pengeluaran tak terduga.
Hal lain yang termasuk indeks risiko jatuh ke dalam kemiskinan itu adalah ketidakmampuan untuk memiliki mobil atau memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti membeli pakaian dan furnitur.