PARIS - Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA) pada Kamis (24/11) memperkenalkan generasi baru astronotnya. Dua astronot perempuan, tiga astronot laki-laki, dan satu "parastronot" yang akan menjadi astronot dengan disabilitas fisik pertama di dunia, masuk dalam kelas astronot baru angkatan 2022 itu.

ESA menyebutkan belum ada badan antariksa besar Barat yang pernah mengirimkan seorang "parastronot" ke luar angkasa.

ESA menjelaskan, seluruh anggota tim astronot baru itu akan memulai pelatihan dasar selama 12 bulan di Pusat Astronot Eropa ESA pada musim semi 2023 mendatang.

ESA menyatakan bahwa mereka telah menunjuk pelari cepat paralimpiade asal Inggris, John McFall, 41 taahun, untuk mengambil bagian dalam studi kelayakan selama pelatihan astronot tersebut.

"Sebagai seseorang yang diamputasi, saya tidak pernah menyangka bahwa menjadi astronot adalah sebuah kemungkinan, jadi saya merasa sangat gembira," kata McFall dalam sebuah wawancara yang diunggah di situs ESA.

Rekrutmen McFall yang penyandang disabilitas memang menjadi yang pertama di dunia, tapi prosesnya untuk bisa menjadi bagian dari misi luar angkasa masih panjang.

McFall dipilih, guna mendapatkan penilaian terkait apa yang dibutuhkan seorang penyandang disabilitas untuk bisa mengambil bagian dalam misi di masa depan, kata badan antariksa beranggotakan 22 negara itu.

McFall sebelumnya bekerja sebagai spesialis trauma dan ortopedi di selatan Inggris. Kaki kanannya terpaksa harus diamputasi setelah ia mengalami kecelakaan sepeda motor pada usia 18 tahun. McFall kemudian mewakili Inggris sebagai pelari cepat di ajang Paralimpiade Beijing pada tahun 2008 dan ia berhasil meraih medali perunggu.

Selain McFall, lima astronot karier lainnya dipilih ESA dari lebih dari 22.500 pelamar.

ESA memilih dua perempuan yaitu Sophie Adenot dari Prancis dan Rosemary Coogan dari Inggris. Adenot adalah seorang pilot uji coba helikopter udara berusia 40 tahun dengan pengalaman terbang sekitar 3.000 jam, sementara Coogan, 31 tahun, adalah seorang astronom bergelar doktor dari Universitas Sussex.

ESA juga memilih tiga laki-laki yaitu Pablo Alvarez Fernandez dari Spanyol, Raphael Liegeois dari Belgia, dan Marco Sieber dari Swiss.

Rekrutmen astronot baru ESA ini adalah rekrutmen pertama selama lebih dari satu dekade, dan bertujuan untuk menghadirkan diversitas dalam perjalanan luar angkasa. Tercatat bahwa terakhir kalinya ESA merekrut astronot pada 2009 lalu.

Para astronot baru yang dipilih ESA rencananya akan dikirimkan ke luar angkasa sekitar tahun 2026 mendatang.

Tambah Anggaran

Selain mengumumkan para astronot barunya, ESA juga mengumumkan peningkatan anggaran yang signifikan sebesar 17 persen dibanding anggaran sebelumnya.

Direktur Jenderal ESA, Josef Aschbacher, mengatakan, badan antariksa Eropa tersebut akan menerima total 17,5 miliar dollar AS atau setara dengan 274 triliun rupiah dari 22 negara anggotanya.

Pemerintah Jerman menyatakan, akan berkontribusi sebesar 4 miliar euro atau setara dengan 65 triliun rupiah bagi ESA.

Anggaran tersebut digunakan terutama guna membiayai program untuk menjelajahi Bulan dan Mars. Selain itu ESA juga akan terus berpartisipasi di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) hingga tahun 2030. AFP/DW/I-1

Baca Juga: