Pulau Enggano memiliki sejarah dan peristiwa geologi yang unik. Pulau oseanik ini memiliki beragam pantai dengan karakter berbeda, di samping memiliki kekayaan flora dan fauna endemik.

Nama Enggano berasal dari kata dalam bahasa Portugis yang artinya "menyesatkan" atau "mengecewakan". Nama ini disematkan karena Talesso, seorang pelaut yang terdampar di pulau itu pada 1506, merasa kecewa.

Pada 5 Juni 1596, ekspedisi Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman tercatat mendarat di Pulau Enggano. Ia mengatakan, "05-06-1596 komt men bij het eerste Indische eiland: Enggano, ten westen van zuidelijk Sumatra" yang artinya 05-06-1596 seseorang tiba di pulau India pertama: Enggano, sebelah barat Sumatera bagian selatan.

Enggano dengan luas 397,2 kilometer, memang cukup sepi dan terpencil. Populasinya hanya hanya 4.035 jiwa menurut data Badan Pusat Statistik pada 2020. Jarak terdekat dengan Pulau Sumatra sejauh 96 kilometer yaitu melalui Pelabuhan Aek Manna.

Disamping dengan menggunakan kapal, pulau ini bisa diakses dengan pesawat terbang dari Bandara Fatmawati Soekarno ke Bandara Enggano. Pulau yang berada di Kabupaten Bengkulu Utara ini memiliki tiga pulau kecil di sebelah barat yaitu Pulau Dua, Pulau Merbau dan Pulau Bangkai.

Pulau Enggano merupakan pulau oseanik yang tidak pernah terhubung dengan pulau terdekatnya saat permukaan air laut belum naik. Pulau Enggano sendiri beriklim tropis basah yang sangat dipengaruhi oleh laut.

Pulau ini miliki perbukitan bergelombang yang terdapat di daerah tenggara dengan ketinggian 170-220 mdpl. Sedangkan perbukitan karst yang memiliki ketinggian antara 100-150 mdpl, terdapat di bagian barat laut, dan hal ini menunjukkan morfologi yang khas dan didominasi oleh batu gamping. Di bagian utara terutama daerah pantai merupakan dataran rendah alluvial yang berawa-rawa dengan ketinggian 0-2 mdpl.

Dengan beragam morfologi penyusun pulau, tempat ini memiliki karakteristik pantai berbeda-beda. Di Pulau Enggano dapat dikategorikan dalam lima tipe utama yaitu pasir berlumpur, pasir, pasir berkarang, pasir karang berlumpur, dan pantai karang berbatu.

Karakteristik pantai di Pulau Enggano erat kaitannya dengan keberadaan ekosistem terumbu karang dan mangrove. Tipe pantai pasir berlumpur ditemukan di Kahyapu, Tanjung Harapan, dan muara Sungai Banjarsari sampai Teluk Berhau.

Tipe pantai pasir berkarang terdapat di Kaana dan Meok, sedangkan tipe pantai pasir karang berlumpur ditemui di Malakoni dan Banjarsari. Pantai karang berbatu dijumpai di bagian timur Pulau Enggano.

Kaya Biota Laut

Pantai-pantai di Pulau Enggano antara lain Pantai Eska di Desa Banjarsari, Kecamatan Enggano. Pantai ini dikenal dengan hamparan pasir putihnya yang halus dan memiliki ekosistem biota laut yang cukup kaya. Di sepanjang bibir pantai, wisatawan dapat menjumpai banyak kepiting yang cukup lincah berlari ketika didekati.

Di Pantai Eska berjajar terdapat pohon-pohon yang berjejer indah dan membuat pantai ini terlihat sempurna dari kejauhan. Tidak jauh dari bibir pantai wisatawan bisa menikmati keindahan terumbu karang dan kehidupan bawah laut yang beraneka ragam.

Karena belum banyak dikunjungi, pemandangan bawah lautnya masih sangat cantik. beragam spesies ikan karang hidup di perairan dihiasi dengan ikan-ikan kecil yang berenang berwarna-warni. Hal ini menjadikan Eska juga masuk ke dalam daftar wisata bahari di Pulau Enggano yang patut untuk dikunjungi.

Pantai lainnya adalah Pantai Koomang, yang sangat berbeda dengan Pantai Eska. Keunikannya adalah adanya yang membentuk tanjung sehingga yang disebut dengan Tanjung Koomang. Tanjung ini berupa batuan lantai samudra yang terangkat.

Berada di barat daya pulau, pada batuan yang membentuk tanjung itu terdapat lubang yang tercipta secara alami oleh hantaman ombak. Di balik lubang di sisi daratan, terbentuk sebuah laguna dengan air yang bening dan bersih. Tanpa harus menyelam pengunjung dapat melihat pemandangan dasar laguna.

Kegiatan bisa dilakukan di Pantai Koomang adalah berenang atau bersantai di pinggir pantai. Dari atas bukit batu yang ada wisatawan dapat melihat pemandangan sekeliling dengan sudut 360 derajat. Berada di barat daya tempat ini menjadi lokasi paling pas untuk melihat matahari terbenam.

Sementara itu Pantai Ujung Batu memiliki karakter berupa berupa bebatuan. Pantai yang berada di sisi utara Pulau Enggano yang menghadap Pulau Sumatra. Pantai ini terkenal karena pesisirnya dipenuhi bebatuan.

Perairan di sepanjang Pantai Ujung Batu cukup dangkal. Dipantai yang dekat dengan Bandara Enggano ini, wisatawan dapat berenang dan melihat pemandangan biota laut di bawahnya seperti karang dan ikan-ikan yang penuh warna. Beberapa karang membentuk tubiran menurut istilah setempat. Ini semacam jembatan atau dermaga menuju ke laut.

Di tubiran ini wisatawan dapat berjalan-jalan atau berfoto. Tapi biasanya tubiran digunakan oleh warga setempat untuk memancing karena terumbu karang di sekitarnya menjadi habitat ikan karang, sehingga pemancing akan dengan mudah mendapatkan ikan.

Di tenggara Pulau Enggano dekat dengan Pelabuhan Kahyapu dan perairan pantai utara Desa Kaana memiliki karakter laut dangkal. Di pantai ini terbentuk ekosistem padang lamun (seagrass) yang menjadi biasa terdapat pada perairan laut dangkal dengan suhu air yang hangat.

Lantai laut yang berpasir dan didominasi oleh tumbuhan lamun yang tumbuh secara luas membentuk padang. Sekelompok tumbuhan anggota bangsaAlismatalesyang beradaptasi di air asin. Untuk menikmati keindahan padang lamun tersebut bisa dilakukan dengansnorkelingatau menyelam. hay/I-1

Pulau Karst yang Khas

Daratan Pulau Enggano juga menawarkan pesona tersendiri. Sebagai pulau yang terbentuk karena pengangkatan daratan karena tumbukan lempeng tektonik sebagai pulau berupa karst atau batu kapur.

Di Enggano, karst ini membentuk gua yang menjadi tujuan wisatawan. Keberadaannya juga cukup tersembunyi dan jalur menuju gua tersebut juga cukup ekstrem. Meski begitu gua ini menjadi salah satu tujuan terfavorit bagi wisatawan yang datang dengan penuh perjuangan di salah satu pulau terluar ini.

Wisata darat selanjutnya adalah Cagar Alam Hutan Teluk Klowe. Hutan yang didominasi dengan keberadaan mangrove ini menjadi satu dari banyaknya keindahan hutan. Pengunjung bisa menyusuri jalan setapak hutan untuk menikmati keindahan dari satwa dan flora langka di Cagar Alam Hutan Teluk Klowe.

Mulai dari spesies udang, ikan hingga spesies kelelawar, burung, buaya dan jahe-jahean, melinjo. Udang khas Enggano dapat dijumpai di sungai-sungai di sekitar hutan tersebut. Rasa udang di sini gurih dan manis.

Spesies udang atau krustasea khasnya adalahMacrobrachium bariensedanMacrobrachium. Placidulum. Dari karakter spesies ini para peneliti dari berbagai disiplin menyatakan Pulau Enggano dari sejarah geologinya merupakan pulau oseanik yang tidak pernah bergabung dengan Pulau Sumatra meski jaraknya relatif dekat.

Selanjutnya adalah Cagar Alam Sungai Bahewo, yang menyuguhkan panorama sungai indah bernama sungai Bahewo. Hutannya yang asri dan masih liar menjadi penyejuk mata. Keindahan alam yang ada menjadikan hutan alam ini sering dikunjungi wisatawan.

Di dalam pulau terdapat Danau Bak Blau. Keunikan danau ini memiliki air tawar berwarna biru dengan kombinasi kehijauan meski terhubung dengan air laut. Tempat ini kerap menjadi arena mandi wisatawan. Karena keunikannya dan rasa airnya yang tidak terasa asin itu, menjadi lokasi yang sangat cocok untuk membersihkan diri di danau alami nan indah. hay/I-1

Baca Juga: