Pemakaian ampas kopi sebagai bahan bakar bio dinilai sebagai terobosan untuk industri.

Onggokan ampas kopi bisa menjadi sumber energi terbarukan. Ampas yang semula dinilai limbah, ternyata memiliki potensi sebagai bahan bakar utama untuk kendaraan di masa depan. Tentu saja temuan pemanfaatan ampas kopi untuk bio energi sangat menggembirakan. Sebab, kenikmatan minum kopi pasti akan berbanding lurus dengan produksi ampasnya.

Jika tidak diantisipasi, ampas ini akan menjadi limbah yang terbuang begitu saja. Kondisi inilah yang membuat perusahaan startup asal Inggris Bio-Bean, mengolah ampas kopi menjadi bio energi yang bisa dipakai untuk kendaraan bus. "Ini sebuah energi terbarukan yang akan menggantikan bahan bakar konvesional ke depan," kata Pendiri Bio-Bean, Arthur Kay, seperti dilansir The Daily Star, belum lama ini.

Merasa gemas dengan limbah ampas kopi di Kota London, Bio-Bean mendaurulang ampas tersebut. Hasilnya, bio energi ampas kopi ini dikontribusikan lagi untuk bahan bakar bus Double Decker, si bus tingkat berwarna merah yang menjadi ikon ibu kota Inggris tersebut. Rencananya, sebanyak 6.000 liter minyak dari ekstrak kopi limbah ini, akan mengisi bus tersebut selama satu tahun.

"Kontribusinya masih kecil, tapi ini baru awal,"tandas Kay. Kopi merupakan salah satu minuman paling populer di dunia, dan jutaan ton ampas kopi akan terbuang setiap tahunnya. Di London saja, warga memiliki kebiasaan minum kopi rata-rata 2,3 cangkir per hari. Hal itu membuat lebih 200.000 ton dari ampas kopi yang kaya mineral terbuang percuma setiap tahunnya.

Melihat potensi itu, Kay ingin bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan untuk menghemat uang dan yang paling penting bisa mengurangi emisi CO2. "Pertanyaan krusialnya, adalah bagaimana caranya kita melihat ampas kopi sebagai potensi ketimbang sebagai limbah,"akunya. Bio-Bean sendiri didirikan tahun 2016 lalu.

Bio-Bean mengkhususkan diri sebagai perusahaan yang mengembangkan energi dari ampas kopi, mengumpulkan satu ton ampas kopi, kemudian mendaur ulang, dan mengubahnya menjadi bahan bakar terbarukan. Perusahaan tersebut mengumpulkan ampas kopi dari kedai kopi yang berbasis di London.

Selanjutnya, pemprosesan dilakukan di pabriknya, di dekat Cambridgeshire. Dari pabriknya tersebut, Bio-Bean mengirimkan minyak ampas kopi ke Argent Energy, produser bahan bakar bio terbesar di Inggris, yang melengkapi produk ini dengan energi dari hewan dan sayuran. Campuran akhirnya terdiri dari 80 persen bahan bakar tradisional, dan 20 persen bahan bakar hayati.

"Kami tidak mengatakan ini benar-benar menggantikan bahan bakar fosil dalam semalam. Namun, campuran tersebut diklaim mampu mengurangi emisi karbon dari perjalanan bus hingga 15 persen, tanpa perlu memodifikasi mesin,"tambah Kay. Selain bus, bahan bakar campuran kopi ini juga bisa digunakan untuk taksi, mobil, dan truk.

Menurut Kay, ada 2 miliar perjalanan bus dalam setahun berkat kehadiran armada tersebutyang mencapai 9.300 unit. Namun, hanya 2.000 unit yang telah menggunakan energi alternatif dengan tenaga listrik. Jika Bio-Bean menerima semua ampas kopi di London saja kemudian mendaur ulang menjadi bioenergi, maka diperkirakan akan bisa mencukupi kebutuhan bahan bakar sepertiga jaringan bus diLondon.

"Jadi, ada kontribusi yang signifikan, tapi itu tidak akan menyelesaikan semuanya," aku Kay. Kay berharap pada akhirnya bisa memproduksi bioenergi berbasis kopi 100 persen. Dan dia ingin menyebar teknologi ini ke seluruh dunia. Rencananya selain London, Bio-Bean sedang mengincar potensi ekspansi di Perancis, di mana ada sekitar 38 miliar cangkir kopi dikonsumsi setiap tahunnya.

Terobosan Industri

Pemakaian ampas kopi sebagai bahan bakar bio juga dinilai sebagai terobosan untuk industri lainnya. Misalnya menjadi bahan bakar lain seperti arang. Bio-Bean merilisnya sebagai produk Coffee Logs. Briket arang ini terbuat dari 25 cangkir ampas kopi. Di cuaca normal,coffee logs bisa menghasilkan bara yang lebih panas dan awet satu jam ketimbang kayu bakar atau arang pada umumnya.

Produk keluaran tahun lalu ini bisa digunakan untuk kegiatan outdoor seperti berkemah, pesta barbeque atau pesta kebun. Soal emisi gas karbon yang terlepas di udara, Bio-Bean menyebut coffee logs ramah lingkungan. Coffee logs punya emisi yang lebih rendah ketimbang bahan bakar lain.

Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia sendiri merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di dunia, dengan total produksi 676.475 ton per tahun? Dengan bertebarannya warung, kedai atau kafe kopi di hampir seluruh kota di Indonesia, ampas kopi dari produksi espresso, cappucino, dan kopi Jawa seringkali berakhir di tempat sampah saja.

Terobosan Bio-Bean seharusnya bisa ditiru di Indonesia. Selama ini ampas kopi, masih digunakan sebagai pupuk organik saja. Pemanfaatannya sebagai alternatif bahan bakar biodiesel, belum digarap secara maksimal. Padahal, penelitian tentang ampas kopi sebagai bahan baku biodesel sudah dilakukan sejak tahun 2014 lalu.

Setidaknya itu yang tercantum di laman litbang.pertanian.go.id. Dalam riset tersebut disebutkan, biji kopi beras (green beans) mengandung sejumlah minyak/trigliserida, sehingga dalam ampas kopi sisa seduhan masih terkandung minyak yang cukup tinggi yaitu 11 hingga 20 persen dari berat kering.

Secara spesifik menyatakan bahwa kandungan minyak pada ampas kopi arabika adalah 14 hingga 20 persen dan pada ampas kopi robusta adalah 11 hingga 16 persen. Kadar minyak pada ampas kopi tersebut hampir setara dengan kandungan minyak pada kacang kedelai yang mempunyai kandungan minyak sebesar kurang lebih 19,6 persen.

Sehingga minyak yang diekstrak dari ampas kopi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biosolar melalui proses esterifikasi dan transesterifikasi, di mana untuk menghasilkan 1 liter biosolar diperlukan ampas kopi sebanyak 5 sampai 7 kilogram. Keunggulan biodiesel dari ampas kopi adalah selain beraroma harum layaknya kopi pada umumnya, biodiesel yang dihasilkan pun lebih awet alias tahan akan potensi oksidasi.

Menurut data Litbang Pertanian ini, konsumsi kopi bubuk di Indonesia tahun 2012 lalu mencapai 359.447 ton/tahun. Apabila sebanyak 90 persen dari konsumsi kopi bubuk tersebut merupakan ampas kopi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biosolar, maka akan terdapat produsi biosolar dari ampas kopi sebanyak 46.214-64.700 kiloliter pert tahun.

Walau produksinya masih kecil, tapi angka ini bisa mengurangi impor solar yang mencapai 5 juta kiloliter/tahun. Kebutuhan pertahun berdasarkan data 2016, sebanyak 16 juta kiloliter.

yun/E-6

Baca Juga: