Selama ini, tak dapat dipungkiri persoalan listrik dan akses rantai dingin menjadi salah satu kendala di daerah pesisir.

JAKARTA - Pemerintah membangun fasilitas pembuat es balok bertenaga surya atau solar ice maker berlokasi di Sulamu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Fasilitas ini diperlukan oleh nelayan lokal untuk menjaga kualitas tangkapan sehingga tak mudah rusak.

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andriah Feby Misna, menuturkan fasilitas ini sepenuhnya menggunakan tenaga surya dan sistem baterai kecil. Solar ice maker di Sulamu dapat menghasilkan es balok hingga 1 ton per hari. "Teknologi ini juga menggunakan pendingin natural R290, membuatnya seratus persen bebas emisi karbon," ucapnya di Jakarta, Selasa (1/8).

Dia menambahkan, sebelumnya, demi menjaga kualitas hasil tangkapan harian, nelayan lokal di Sulamu harus mengambil pasokan es balok dari Kupang dengan menempuh perjalanan laut selama setengah jam.

Menurut data Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur (NTT), potensi produksi ikan Sulamu di atas 1.000 ton. Sayangnya, lebih dari setengahnya mengalami penurunan kualitas ataupun terbuang akibat penyimpanan buruk.

Kehadiran solar ice maker juga menjadi sumber pasokan es balok berkualitas, dengan tingkat ketahanan yang lebih tinggi dibanding es plastik produksi rumahan yang selama ini menjadi salah satu opsi pendingin utama bagi nelayan di Sulamu.

Lokasi fasilitas solar ice maker yang relatif mudah dijangkau dibanding lokasi pabrik es balok di Kupang juga memungkinkan nelayan untuk menghemat biaya operasional. Penghematan ini secara langsung turut berdampak baik bagi penurunan penggunaan bahan bakar kapal yang bersumber dari energi fosil.

"Dengan adanya solar ice maker yang kita bangun dengan memanfaatkan tenaga surya, kita bisa membuat ice blocks yang bisa mengawetkan produksi ikan hasil tangkapan nelayan dan berdampak positif meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah Sulamu," tutur Andriah Feby Misna yang awal pekan ini menggelar kegiatan Diseminasi Hasil Asesmen Dampak Sosial dan Ekonomi Fasilitas Solar Ice Maker Sulamu.

Resmi Beroperasi

Solar ice maker di Sulamu telah resmi beroperasi sejak Mei 2022 dan sebagai tindak lanjut, kajian dampak sosial ekonomi dilakukan untuk melihat peran dan kontribusi fasilitas solar ice maker bagi nelayan setempat. Ini merupakan kerja sama Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) bekerja sama dengan Deutsche Gesselschaft für Internationalle Zusammenarbeit (GIZ) serta kolaborasi sektor swasta dan investor lokal.

Mewakili Tim Asesmen, Petrus Andung dari Universitas Nusa Cendana Kupang menyampaikan solar ice maker berkontribusi dalam peningkatan akses rantai dingin, memungkinkan nelayan setempat untuk mendapatkan es balok dengan lebih mudah, cepat, dan murah. "Selain dampak langsung yang dirasakan oleh nelayan dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari, kehadiran fasilitas solar ice maker ternyata juga membuka peluang usaha baru," paparnya.

Tak kalah penting, keberadaan fasilitas solar ice maker juga membuka peluang pekerjaan baru bagi penduduk setempat, salah satunya sebagai operator pabrik es.

Baca Juga: