WELLINGTON - Kebakaran terjadi di sebuah asrama di ibu kota Selandia Baru, Selasa (16/5), menewaskan sedikitnya enam orang dan memaksa yang lain menyelamatkan diri dari gedung berlantai empat itu.

Enam jenazah telah ditemukan, tetapi belum semua area bangunan diperiksa karena atap di lantai atas telah runtuh, menjatuhkan puing-puing dan membuat area tersebut tidak aman, kata Bruce Stubbs, pengawas insiden untuk Kebakaran dan Darurat Selandia Baru, seperti dilaporkan AP News.

Para pejabat mengatakan 52 orang berhasil keluar dari gedung itu tetapi mereka masih berusaha mencari yang lain.

Tala Sili, penduduk Loafers Lodge, mengatakan kepada outlet berita RNZ, dia melihat asap mengepul di bawah pintu dan membukanya, lorong itu gelap gulita.

"Saya berada di lantai atas dan saya tidak bisa melewati lorong karena terlalu banyak asap, jadi saya melompat keluar jendela," kata Sili.

Dia jatuh ke atap dua lantai di bawah.

"Menakutkan, sangat menakutkan, tapi saya tahu saya harus melompat keluar jendela atau terbakar di dalam gedung," kata Sili kepada RNZ. Dia diselamatkan oleh paramedis dan dirawat karena pergelangan kakinya terkilir.

The Loafers Lodge menawarkan kamar-kamar yang terjangkau dengan lounge bersama, dapur, dan fasilitas binatu untuk orang-orang dari berbagai usia.Beberapa orang ditempatkan di sana oleh lembaga pemerintah dan dianggap rentan karena mereka memiliki sedikit sumber daya atau jaringan pendukung.

Asrama ini memiliki 92 kamar dan menampilkan papan reklame di satu sisi.Noda asap hitam memanjang hingga dinding luar di lantai atas gedung di kawasan industri dekat Rumah Sakit Regional Wellington.

Petugas pemadam kebakaran dipanggil ke asrama sekitar pukul 12.30 waktu setempat.

Polisi mengatakan penyebab kebakaran belum diketahui, tetapi mereka tidak percaya itu disengaja.Inspektur Polisi Dion Bennett mengatakan rencananya adalah memulai penyelidikan menyeluruh pada hari Rabu setelah petugas pemadam kebakaran memberi akses gedung kepada mereka.

Penduduk mengatakan kepada wartawan bahwa alarm kebakaran akan berbunyi secara teratur di dalam gedung, mungkin dari orang yang merokok atau pemantau asap yang terlalu sensitif, sehingga banyak yang awalnya mengira itu adalah alarm palsu lainnya.

Hipkins mengatakan pihak berwenang membutuhkan waktu untuk memastikan jumlah korban tewas.Polisi mengatakan mereka tidak memiliki jumlah pasti, meskipun mereka yakin jumlah korban tewas kurang dari 10 orang.

"Ini adalah tragedi.Ini adalah situasi yang mengerikan," kata perdana menteri kepada wartawan."Seiring waktu, tentunya akan ada sejumlah investigasi tentang apa yang terjadi dan mengapa itu terjadi.Tapi untuk saat ini, fokusnya jelas harus menghadapi situasi ini."

Baca Juga: