BEIJING - Sebanyak enam bank terbesar di Tiongkok mengatakan akan mengubah suku bunga hipotek untuk kredit hunian yang ada menyusul permintaan untuk menurunkannya dari bank sentral Beijing, kata media pemerintah Senin (30/9), saat negara itu berupaya keluar dari kemerosotan perumahan.

Dikutip dari Yahoo News, langkah tersebut merupakan yang terbaru dari serangkaian janji yang dikeluarkan Beijing sejak minggu lalu untuk menggenjot ekonomi nomor dua di dunia itu. Sektor properti yang goyah telah lama menyumbang sekitar seperempat dari produk domestik bruto dan mengalami pertumbuhan yang memukau selama dua dekade.

Namun, kemerosotan perumahan selama bertahuntahun telah menjadi hambatan besar bagi pertumbuhan karena para pemimpin negara itu menargetkan sekitar lima persen tahun ini, sebuah tujuan yang menurut para analis optimistis, mengingat banyaknya hambatan yang dihadapi perekonomian.

Pada hari Senin, kantor berita pemerintah, Xinhua, mengatakan enam bank komersial nasional utama Tiongkok, termasuk Bank Industri dan Komersial Tiongkok, Bank Pertanian Tiongkok, dan Bank Tiongkok, telah sepakat untuk menyesuaika suku bunga hipotek untuk pinjaman rumah yang ada.

Langkah itu menyusul permintaan bank sentral Beijing agar mereka menurunkan suku bunga dalam upaya mengurangi tekanan pada pemilik rumah. "Penyesuaian suku bunga akan dilakukan pada tanggal 31 Oktober," bunyi pernyataan bank sebagaimana dikutip Xinhua. Pasar telah menguat di Hong Kong dan Tiongkok daratan menyusul pengumuman tersebut di tengah harapan akan dukungan yang lebih besar.

Saham Melonjak

Pada hari Senin, saham di Shanghai dan Shenzhen melonjak karena berita mengenai lebih banyak dukungan untuk pasar perumahan. Pengembang properti termasuk di antara pemenang besar, dengan saham Kaisa meroket hampir 60 persen, Sunac naik lebih dari 16 persen, dan Fantasia naik lebih dari 30 persen.

Sebelumnya pada hari Senin, tiga kota terbesar di Tiongkok mengatakan mereka akan melonggarkan pembatasan untuk memudahkan orang membeli rumah. Megakota di selatan Guangzhou dan Shenzhen, yang dihuni 37 juta orang, mengatakan calon pembeli rumah tidak akan lagi diperiksa kelayakannya.

Di pusat Kota Guangzhou, di mana orang sebelumnya dilarang memiliki lebih dari dua rumah, tidak akan ada lagi pembatasan berapa banyak rumah yang dapat dibeli seseorang. Di pusat ekonomi timur Shanghai, kota terkaya di negara itu, pihak berwenang mengatakan mereka akan menurunkan uang muka minimum untuk rumah menjadi 15 persen dari 20 persen mulai Selasa. Pembatasan terhadap orang-orang yang berasal dari daerah lain di Tiongkok untuk membeli rumah di kota-kota besar juga akan dilonggarkan.

Baca Juga: