Bos Twitter dan Tesla, Elon Musk, telah mendirikan perusahaan kecerdasan buatan yang berbasis di Negara Bagian Nevada, AS, yang diberi nama X.AI Corp. Perusahaan ini tampaknya akan jadi saingan OpenAI yang membuat ChatGPT

SAN FRANCISCO - Triliuner Elon Musk telah membentuk perusahaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang berbasis di Negara Bagian Nevada, Amerika Serikat (AS), menurut dokumen bisnis yang muncul pada Jumat (14/4).

"Musk, yang sudah menjadi bosTwitterdan Tesla, menurut pengajuan bisnis negara itu terdaftar sebagai direktur X.AI Corp yang didirikan pada 9 Maret 2023," lapor kantor beritaAFP, Sabtu (15/4).

Musk baru-baru ini menggabungkanTwitterdengan perusahaan cangkang yang baru dibuat bernama X, mempertahankan nama merek untuk platform tersebut tetapi bukan bisnisnya.

Pendirian X.AI oleh Musk tampaknya akan menjadi saingan OpenAI yang membuat ChatGPT, meskipun Musk baru-baru ini menyerukan jeda keseluruhan dalam pengembangan AI.

Menurut laporan lamanInsider, Musk telah membeli ribuan prosesor komputasi yang kuat dan mahal serta mempekerjakan tenaga teknik sebagai bagian dari proyek AI diTwitter.

Di lain pihak, Musk telah memangkas staf diTwittersebagai bagian dari langkah-langkah pemotongan biaya yang dramatis sejak pengambilalihan perusahaan San Francisco senilai 44 miliar dollar AS akhir tahun lalu.

Surat Terbuka

Tanggal pendirian X.AI adalah beberapa pekan sebelum Musk bergabung dengan para ahli dalam menandatangani surat terbuka yang menyerukan jeda dalam pengembangan AI.

Surat terbuka, yang diterbitkan di situsFuture of Life Instituteyang didanai oleh Musk itu, isinya mendesak jeda enam bulan dalam pengembangan sistem AI yang kuat.

"Sistem AI dengan kecerdasan kompetitif manusia dapat menimbulkan risiko besar bagi masyarakat dan kemanusiaan," demikian pernyataan Musk dan tokoh-tokoh lainnya.

Para penandatangan, termasuk akademisi dan raksasa teknologi seperti salah satu pendiri Apple, Steve Wozniak, berpendapat bahwa jeda harus digunakan untuk memperkuat regulasi dan memastikan sistem aman.

Namun, para kritikus menyebut surat itu sebagai sebuah kekacauan dari sensasi AI yang bahkan salah mengartikan makalah akademis.

Perusahaan teknologi besar seperti Google, Meta, dan Microsoft telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mengerjakan sistem AI, yang sebelumnya dikenal sebagai pembelajaran mesin atau data besar, untuk membantu penerjemahan, pencarian, dan iklan bertarget.

Namun akhir tahun lalu, perusahaan San Francisco OpenAI meningkatkan minat pada AI ketika meluncurkan ChatGPT, bot yang dapat menghasilkan teks bahasa alami secara singkat dan cepat.

Musk sebenarnya ikut mendirikan OpenAI tetapi kemudian ia meninggalkan perusahaan pada tahun 2018.

Microsoft sejak itu mengumumkan akan menginvestasikan miliaran dollar di OpenAI dan telah menggunakan teknologi itu untuk bekerja di layanan pencarian internet, Bing, miliknya.SB/AFP/ST/I-1

Baca Juga: