WASHINGTON - Triliuner pengusaha teknologi, Elon Musk, pada Sabtu (25/5), mengatakan kepada investor bahwa dia berencana membangun superkomputer yang dijuluki gigafactory of computing untuk mendukung pengembangan perusahaan rintisan atau start-up kecerdasan buatan, xAI.

Dikutip dari The Straits Times, dia ingin superkomputer yang dilengkapi dengan rangkaian 100.000 cip Nvidia ini beroperasi pada musim gugur 2025. "Dan akan bertanggung jawab secara pribadi untuk meluncurkannya tepat waktu," tulis outlet berita The Information.

"Superkomputer yang direncanakan akan berukuran setidaknya empat kali lebih besar dari cluster GPU terbesar yang ada saat ini, seperti yang digunakan oleh Meta untuk melatih model AI-nya," kata Musk saat presentasi kepada investor bulan ini.

Sejak alat AI generatif OpenAi, ChatGPT, mulai populer pada tahun 2022, teknologi ini telah menjadi area persaingan sengit antara raksasa teknologi Microsoft dan Google, serta Meta dan perusahaan rintisan seperti Anthropic dan Stability AI.

Dana Cukup Besar

Musk adalah salah satu dari sedikit investor di dunia yang memiliki dana cukup besar untuk bersaing dengan OpenAI, Google, atau Meta on AI. xAI sedang mengembangkan Chatbot bernama Grok yang dapat mengakses platform media sosial X, yang juga dimiliki Musk, secara real time.

Musk mendirikan OpenAI pada tahun 2015, tetapi keluar pada tahun 2018, kemudian mengatakan dia tidak nyaman dengan arah yang berorientasi pada keuntungan yang diambil perusahaan di bawah kepemimpinan CEO Sam Altman itu.

Dia mengajukan gugatan terhadap perusahaan tersebut pada bulan Maret, menuduh perusahaan tersebut melanggar misi awalnya yang bersifat nirlaba untuk membuat penelitian AI tersedia bagi semua orang.

OpenAI berpendapat tuntutan hukum Musk serta dukungannya terhadap pengembangan sumber terbuka, tidak lebih dari sekadar kasus buruk setelah meninggalkan perusahaan.

Sebelumnya seperti dikutip dari Antara, superkomputer berskala otak manusia yang diberi nama DeepSouth sedang dikembangkan Western Sydney University di Australia dan akan menyapa publik tahun depan.

DeepSouth diprediksi mampu melakukan 228 triliun operasi sinaptik per detik, sehingga suatu hari nanti teknologi ini bisa membantu menciptakan otak cyborg yang jauh lebih kuat daripada otak manusia, dikutip dari Business Insider.

Otak manusia hanya menggunakan daya 20 watt untuk mampu memproses setara dengan exaflop atau satu miliar operasi matematika per detik. Tetapi saat ini, para peneliti di Australia sedang membangun superkomputer pertama di dunia bernama DeepSouth yang dapat mensimulasikan jaringan pada skala tersebut.

DeepSouth sedang dikembangkan oleh Western Sydney University. Ketika mulai hadir tahun depan, teknologi ini akan mampu melakukan 228 triliun operasi sinaptik per detik, menyaingi perkiraan tingkat operasi di otak manusia. Kemampuan ini berguna untuk lebih memahami bagaimana otak dapat menggunakan kekuatan kecil untuk memproses informasi dalam jumlah besar.

Baca Juga: