Keterbatasan fisik tak mesti menyurutkan keinginan sesorang untuk terus berkarya. Bahkan, karena keterbatasan ini, semakin memicu dan menambah semangat untuk meraih kesuksesan dan bisa membantu sesamanya.
Adalah Ade Soelistyowati (42), warga asli Sukabumi, Jawa Barat, yang menjadi pemilik usaha keripik singkong Krispy Yammy Babeh. Produk ini di wilayah Sukabumi dan Cianjur sudah tidak asing lagi. Keripik ini berbahan dasar singkong murni tanpa menggunakan bahan campuran apa pun, dengan ciri khas potongan tipis pada keripiknya.
Keripik Krispy Yammy Babeh ini memiliki sembilan varian rasa, yakni keju, keju pedas, jagung, jagung pedas, sapi panggang, ayam bakar, rendang, balado, dan original. Segala varian rasa dari keripik ini dipastikan tidak ada yang menggunakan bahan Monosodium Glutamat alias MSG.
Untuk produknya dijual dengan harga 12 ribu rupiah hingga 15 ribu rupiah per pieces. Pemasaran produk ini tidak hanya di dalam negeri, tetapi sudah ke mancanegara dengan memanfaatkan penjualan dalam jaringan (daring) atau online.
"Kami jual via online dan sehari bisa habis 200 pieces, tapi selama Ramadan ini masyarakat bisa langsung datang ke stan kami di Bazaar Kuliner Ramadhan, di Cisaat," kata Elis, di Jakarta, baru-baru ini.
Perempuan yang lebih dikenal dengan sapaan akrab Elis ini mengaku merasa nyaman menjadi pengusaha. Ia mulai usaha pada 2016, dan kini telah banyak merasakan manfaat dari usahanya. Elis semakin termotivasi untuk memajukan usahanya dan bercita-cita usahanya bisa tembus pasar ekspor.
Sebelum memutuskan untuk menjadi pengusaha, Elis merupakan seorang pengajar di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Setelah mendapatkan musibah yang menyebabkan kemampuan pendengarannya berkurang, ia memutuskan untuk resign dan pindah ke Sukabumi bersama suaminya.
Kini, Elis harus menggunakan alat bantu dengar dalam kehidupan sehari-harinya. Namun, hal ini tidak menyulitkannya. Malah, ia semakin bertekad untuk bisa mandiri bersama suaminya dengan membuka usaha keripik singkong dengan tujuan mencari pendapatan baru dan menciptakan lapangan kerja.
Saat ini, rumah Elis selalu ramai karena menerima puluhan peserta magang dari dua SMK yang berada di Kabupaten Sukabumi dan Cianjur. Kepada para peserta magang, Elis telah berbagi ilmu dan pengetahuan soal bagaimana menjadi pengusaha keripik yang baik.
Elis berharap para siswa magang tersebut bisa senang dan mendapatkan keahlian yang sesuai program studi mereka, yaitu pengolahan pangan. Bahkan, Elis mengaku ada beberapa peserta magang yang kini mulai mempunyai usaha sendiri.
Kini, usaha Elis memiliki omzet sebesar 25 juta rupiah per bulan, dan profit rata-rata 10 juta rupiah per bulan. Bukan hanya itu, usahanya telah mampu menyerap 40 tenaga kerja dengan rincian empat orang tenaga kerja tetap wanita, dua tenaga kerja tetap pria, dan 34 tenaga kerja tidak tetap.
Berbagai Prestasi
Elis mengungkapkan, produk UKM Krispy Yammy Babeh berhasil meraih berbagai prestasi, yaitu juara 3 Bussiness Plan Festival Food Etnik Jawa Barat pada juli 2017, juara 3 Stan Terbaik Festival Wirausaha Baru Jawa Barat pada Desember 2017. Kemudian, 40 Besar Wirausaha Bank Indonesia pada September 2018, lalu enam UKM unggulan Kabupaten Sukabumi yang difasilitasi pengembangan merek dagang Kementerian Perdagangan pada November 2018.
Produk UKM ini menyabet The Best Kuliner Citibank Award 2019, dan UKM unggulan yang produknya masuk di Halal Park GBK Jakarta stan BUMN BRI di April 2019. "Alhamdulillah, pada tahun 2018, kami pernah mengikuti pameran dagang Kementerian Perdagangan di India, Pakistan, Jepang, Hong Kong, Malaysia, Bangladesh, dan Australia," ungkapnya.
Keberhasilan ini tak lepas dari kegigihan dan ketekunan Elis untuk terus belajar atau mengikuti berbagai pelatihan. Pelatihan itu, di antaranya yang diadakan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sukabumi, dan Dinas Koperasi dan UKM Jawa Barat yang bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM.
Jenis pelatihan yang diikuti, di antaranya manajemen, keungan, kemasan, dan pemasaran. Elis merupakan salah satu peserta program wirausaha pemula Provinsi Jawa Barat.
Namun, Elis mengaku hingga saat belum pernah mendapatkan bantuan permodalam, baik pemerintah pusat maupun provinsi. Elis merasa bersyukur karena telah mendapatkan fasilitas sertifikasi halal dari Kementerian Koperasi dan UKM.
Ketika ditanya apaakah sudah menggunakan aplikasi Lamikro dalam pembukuan usahanya? Elis mengaku belum mengetahui keberadaan aplikasi tersebut.
ruf/E-3