Pemerintah meminta eksportir sarang burung walet (SBW) memperluas pasar ekspor ke Eropa hingga Amerika lantaran selama ini tujuan ekspor terlalu dominan ke pasar Tiongkok.

JAKARTA - Saat ini, RI menguasai hampir 76 persen pasar Tiongkok. Jika tak ada pengembangan, ekspor komoditas yang kerap disebut "emas putih" itu rentan terdampak gejolak pasar di Negeri Panda.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyebut potensi ekspor SBW masih sangat terbuka, bahkan tak hanya pasar Tiongkok. Dia meminta pasar SBW RI meluas hingga Eropa dan Amerika. Mentan sangat berharap potensi SBW di pasar ekspor digarap maksimal, salah satunya dengan memberdayakan atase-atase pertanian yang tersebar di seluruh dunia.

"Walet menjadi sesuatu yang strategis, dan akan kita booster maksimal, eksportir sudah tahu jalurnya, dan cara berdagangnya. Sekarang, bagaimana kita bisa ekspor ke Amerika dan Eropa. Saya memiliki atase pertanian di seluruh dunia. Kita dapat menjadikan mereka sebagai perwakilan untuk mewujudkan itu," ungkap Mentan, di Jakarta, Selasa (26/4).

Mentan menegaskan besarnya potensi SBW Indonesia sebaiknya diikuti dengan upaya peningkatan produksi dan kualitas SBW di dalam negeri. Dia berharap semua pihak yang terlibat dalam bidang usaha ini dapat berupaya bersama untuk mendorong potensi SBW termasuk dalam aspek budi daya.

"Kami maksimal kawal dari aspek budi daya hingga tembus pasar ekspor, ini tidak mudah, karena negara-negara pengimpor walet sangat selektif, dua tahun ini sesuai arahan Presiden, melalui kebijakan-kebijakan Kementan, kami berupaya agar walet menjadi komoditas unggulan," terang Mentan.

Sebagai negara tropis, lanjut dia, Indonesia menjadi negara terbesar penghasil SBW di dunia. Dia mengatakan usaha SBW di Indonesia tak hanya berpotensi terhadap peningkatan ekspor negara, tetapi juga berpotensi membuka lapangan pekerjaan dan berpeluang meningkatkan perekonomian masyarakat.

Superprioritas

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah, menyampaikan pengembangan SBW masuk dalam program superprioritas di Kementan. Dia mengatakan Kementan terus melakukan pendampingan kepada para pelaku usaha sarang burung walet untuk mendorong peningkatan ekspor dan meningkatkan skala usahanya.

"Kita sarankan untuk UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) agar memanfaatkan akses pembiayaan melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat) untuk meningkatkan skala usaha dan pengadaan sarana prasarana guna meningkatkan kualitas produksi" ungkap Nasrullah saat melepas ekspor 1,78 ton SBW senilai 35,38 miliar rupiah di Bogor, Jawa Barat, Senin (25/4).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2021, ekspor SBW mencapai 1.510 ton senilai 517 juta dollar AS atau setara 7,1 triliun rupiah. Angka tersebut meningkat 15 persen dibandingkan capaian ekspor SBW pada 2020 (yoy).

Saat ini, pasar ekspor SBW Indonesia, meliputi Tiongkok, Hong Kong, Vietnam, Singapura, Amerika Serikat, Kanada, Thailand, Australia, Malaysia, Jepang, Laos, dan Korea Selatan. RI menguasai sekitar 48 persen pasar SBW global.

Baca Juga: