JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2021 tercatat surplus 2,59 miliar dollar AS dengan rincian nilai total ekspor 17,70 miliar dollar AS dan impor 15,11 miliar dollar AS.

"Kalau kita lihat trennya, tren surplus ini tercatatkan selama 15 bulan berturut-turut. Ini juga memberikan indikasi bahwa ekonomi kita semakin membaik. Karena selama 15 bulan neraca perdagangan mengalami surplus," kata Kepala BPS Margo Yuwono saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, Rabu (18/8).

Margo memaparkan menurut komoditas, penyumbang surplus terbesar pada Juli 2021 adalah lemak dn minyak hewan atau nabati, diikuti bahan bakar mineral, serta besi dan baja.

Menurut dia, dari surplus yang terjadi sepanjang 15 bulan, surplus tertinggi terjadi pada Oktober 2020 yang mencapai 3,58 miliar dollar AS. Sementara, jika diperhatikan hanya pada 2021, surplus tertinggi terjadi pada Mei 2021 yaitu sebesar 2,70 miliar dollar AS.

Adapun perdagangan RI dengan sejumlah negara mengalami surplus, di antaranya dengan Amerika Serikat yang surplus 1,27 miliar dollar AS, dengan Filipina surplus 533 juta dollar AS, dan Malaysia surplus 397,5 juta dollar AS.

Kendati demikian, perdagangan Indonesia juga mengalami defisit dengan beberapa negara yaitu dengan Tiongkok defisit 844,5 juta dollar AS, dengan Australia defisit 448,1 juta dollar AS, dan dengan Thailand 271,1 juta dollar AS.

De ngan demikian , surplus neraca perdagangan RI pada Januari-Juli 2021 mengalami surplus 14,42 miliar dollar AS. "Jika dibandingkan 2020 surplus neraca perdagangan RI saat itu hanya 8,65 miliar dollar AS. Tahun 2019 defisit, 2018 juga defisit, 2017 surplus 7,39 miliar dollar AS, dan pada 2016 surplus 4,76 miliar dollar AS," ujar Margo.

Dipicu Migas

Lebih lanjut BPS mencatat nilai ekspor pada Juli 2021 turun 4,53 persen dibandingkan bulan sebelumnya atau month on month (mom), namun meningkat 29,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020. "Dibandingkan Juli 2020, ekspor kita masih meningkat signifikan yaitu 29,32 persen," kata Margo.

Margo menyampaikan, penurunan ekspor pada Juli 2021 dibandingkan Juni 2021 disebabkan karena turunnya ekspor migas sebesar 19,55 persen dan turunnya ekspor nonmigas sebesar 3,46 persen. Dia menyampaikan, penurunan ekspor pada Juli 2021 dibandingkan bulan sebelumnya terjadi karena ekspor Juni 2021 yang sangat tinggi.

Baca Juga: