WASHINGTON DC - Hasil jajak pendapat terbaru dari ABC News dan Washington Post menyebutkan, Donald Trump mendapat dukungan tertinggi dalam kariernya sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) karena berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi yang kuat. Hasil itu memberinya suntikan modal dalam menghadapi pemilihan ulang melawan empat calon dari Partai Demokrat.

Meski begitu, Trump tetap dinilai kurang populer karena sikap pribadi dan tindakannya yang kurang profesional. Ini diperkirakan menjadi titik lemah Trump pada pemilu 2020. Sebanyak 44 persen orang AS puas dengan keseluruhan kinerja Trump, naik 5 persen dari hasil jajak pendapat April lalu.

Namun, 53 persen lain menyatakan tidak puas, atas dua setengah tahun masa pemerintahan pertamanya. ABC News, Minggu (7/7) melaporkan 51 persen warga AS mendukung kebijakan ekonomi Trump. Untuk pertama kalinya, dukungan itu mencapai lebih dari separo dalam masa kepresidenan.

Sedangkan kepuasan atau dukungan pada delapan isu lainnya jauh lebih rendah, mulai dari 42 persen pada masalah pajak, hingga 29 persen terkait isu pemanasan global. Secara pribadi, 65 persen koresponden dalam jajak pendapat yang dibuat oleh Langer Research Associates mengatakan, sejak menjabat, Trump telah bersikap kasar. Hanya 28 persen korespenden yang menilai perilakunya sebagai seorang presiden pantas.

Naik Tajam

Pasar tenaga kerja AS dilaporkan mengalami kenaikan tajam pada Juni lalu, sebagai dampak penambahan 224.000 pekerjaan baru. Kenaikan terbaik sejak Januari itu berlawanan dengan kekhawatiran soal gambaran pertumbuhan yang mulai melemah.

Sementara itu, tingkat pengangguran dilaporkan Departemen Tenaga Kerja AS naik tipis menjadi 3,7 persen sebagai dampak pertumbuhan angkatan kerja. Dow Jones memperkirakan, penghasilan industri selain pertanian naik sebesar 165.000, dan tingkat pengangguran akan tetap stabil di kisaran 3,6 persen.

Sedangkan pada Mei lalu dilaporkan, pertumbuhan sebesar 75.000 yang telah menimbulkan keraguan, direvisi menjadi 72.000. Para pengambil kebijakan Bank Sentral AS, Federal Reserve, telah mengawasi angka-angka itu dengan teliti.

Pasar telah mengantisipasi secara luas kemungkinan The Fed memangkas suku bunga acuan akhir bulan ini. Pasar saham dibuka lebih rendah karena investor terpengaruh laporan itu, demi mencegah perlambatan ekonomi yang diperkirakan terjadi sepanjang tahun.

SB/WP

Baca Juga: